Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rachmat Kaimuddin Mundur Sebagai CEO Bukalapak, Bakal Emban Jabatan di Pemerintahan?

Kompas.com - 31/12/2021, 10:15 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Akhir tahun ini CEO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Rachmat Kaimuddin mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan yang diemban sejak tahun 2019. Pengajuan pengunduran diri terserbut diketahui dari Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (29/12/2021).

Lalu, apa alasan Rachmat mengundurkan diri ?

“Berdasarkan informasi dari surat pengunduran diri, Rachmat berencana akan melakukan pengabdian negara dengan bekerja untuk pemerintah,” kata Perdana Arning Saputro (Deno), VP of Corporate Secretary Bukalapak dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (31/12/2021).

Baca juga: Mau Kerja di Pemerintahan, Jadi Alasan Rachmat Kaimuddin Mundur Dari CEO Bukalapak

Deno mengungkapkan, Bukalapak telah menerima surat pengunduran diri dari Rachmat Kaimuddin sejak tanggal 28 Desember 2021 yang akan berlaku efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dia menegaskan, hingga saat ini Rachmat masih menduduki posisi sebagai Direktur Utama Bukalapak, bersama dengan jajaran Direktur Teddy Oetomo, Natalia Firmansyah, dan Willix Halim.

Baca juga: Lau Eng Boon Mundur dari Komisaris Bukalapak, Ini Sebabnya

“Sampai saat ini, Rachmat masih menduduki posisi sebagai Direktur Utama Bukalapak dan akan membantu proses transisi kepemimpinan di internal Bukalapak. Segenap Dewan Komisaris dan Manajemen Bukalapak menyatakan penghargaan tertinggi serta apresiasi atas kontribusi Rachmat selama 2 tahun ini,” ungkap dia.

Baca juga: Soal Saham BUKA, Ini Buka-bukaan CEO Bukalapak

Harga saham turun hampir 50 persen

Sebagai informasi, Rachmat bergabung di Bukalapak menggantikan Achmad Zaky yang mundur di tahun 2019. Di masa kepeminpinannya, Rachmat berhasil membawa nama Bukalapak tercatat sebagai perusahaan unicorn pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Agustus 2021 lalu.

Namun demikian, pergerakan saham BUKA bergerak menurun sejak IPO pada Agustus 2021 lalu. Dari harga perdana Rp 850 per saham, kini harga saham BUKA Rp 430 per saham atau turun hampir 50 persen. Meski demikian, perseroan mengklaim sejak kuartal III tahun 2021 berhasil menurunkan nilai kerugian perseroan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com