Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Omicron Melonjak, Luhut Minta Masyarakat Tetap Beraktivitas seperti Biasa

Kompas.com - 07/02/2022, 13:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator Penanganan PPKM Wilayah Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat tidak perlu panik meski kasus Covid-19 varian Omicron melonjak.

"Karena pemerintah telah mengambil langkah-langkah persiapan untuk menghadapi gelombang Omicron ini. Masyarakat tetap saja beraktivitas seperti biasa sesuai dengan aturan prokes dan ketentuan PPKM," kata Luhut dalam konferensi pers PPKM, Senin (7/2/2022).

Namun Luhut mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap penyebaran Omicron, terutama bagi masyarakat kelompok lanjut usia (lansia), belum mendapatkan vaksinasi Covid-19, serta masyarakat yang memiliki riwayat penyakit penyerta (komorbid).

Baca juga: BPS Akui Diskon Pajak Pembelian Mobil Bantu Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Luhut, kelompok masyarakat yang memiliki komorbid seperti hipertensi, diabetes dan komplikasi perlu mendapatkan perhatian. Pemerintah akan mengambil kebijakan lebih terarah untuk kelompak lansia, kelompok komorbid, dan masyarakat yang belum divaksin.

"Jadi, kalau kita patuh pada itu semua, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi kalau Anda punya kasus komorbid dan belum vaksin, Anda perlu hati-hati. Karena Anda menjadi salah satu orang yang bisa check off. Pengetatan PPKM akan berbeda dengan varian Delta. Oleh karena itu, Omicron ini lebih menyasar terhadap kelompok yang rentan," ujarnya.

Luhut juga ungkapkan bahwa varian Omicron memang mempunyai tingkat bahaya, namun masih minim ketimbang varian Delta.

"Jadi kelompok-kelompok yang sehat, Anda berolahraga dengan rajin, sudah divaksin, tidak punya kormobid dan patuh dengan ini, hidup dengan gembira tidak perlu takut. Tentu ada bahaya, tapi probability-nya sangat kecil," ujar Luhut.

Baca juga: BEI Sesuaikan Peraturan Pencatatan Saham I-A, Apa Tujuannya?

Hingga kini, sebanyak 65 persen pasien Omicron yang dirawat di rumah sakit rata-rata memiliki gejala yang ringan dan tanpa gejala. Dengan demikian, pemerintah berupaya mendorong percepatan vaksinasi, terutama dosis 2 untuk para lansia, dan kelompok rentan yang lain.

Pemerintah juga menyediakan vaksin booster yang cukup untuk seluruh masyarakat Indonesia. Luhut pun bilang, Presiden Joko Widodo meminta Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN dan Kepala BKKBN meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, termasuk tenaga kesehatan, obat-obatan dan menaikkan jumlah tempat tidur pasien yang dikonversi untuk Covid-19.

Selain itu, perlu diaktifkan fasilitas-fasilitas isolasi terpusat untuk merawat pasien orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan, sehingga tidak membebani rumah sakit. Penyediaan fasilitas penginapan khusus untuk para tenaga kesehatan juga dinilai perlu didorong sehingga tidak tertular Omicron ketika berada di rumah.

"Jika para nakes ini terkena Omicron, dapat menurunkan pelayanan fasilitas rumah sakit. Sesuai arahan Presiden hanya gejala yang sedang, berat dan kritis yang masuk ke dalam rumah sakit dan sisanya melakukan isolasi terpusat," ucap Luhut.

Baca juga: Ekonomi Indonesia 2021 Tumbuh 3,69 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com