Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Startup Kamu Sukses meski Tak Dapat Pendanaan dari Investor? Simak Ini

Kompas.com - 11/02/2022, 14:09 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan rintisan (startup) besutanmu gagal mendapat modal dari investor? Jangan khawatir. Nyatanya, pendanaan yang diterima tidak selalu berkorelasi positif dengan kesuksesan sebuah startup.

Hal ini diungkap oleh Direktur Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia, Ahmad Gamal dalam Indonesia Development Talk, Jumat (11/2/2022).

"Tidak selalu pendanaan berkorelasi positif dengan kesuksesan dari startup," kata Ahmad Gamal.

Baca juga: Simak 6 Level Startup, Tak Hanya Unicorn

Gamal menuturkan, pendanaan memang membuat startup lebih besar, tapi ide dan solusi yang diejawantahkan dalam produk besutan startup milikmu menjadi poin penting yang utama.

Dengan kata lain, membentuk startup harus didahului oleh ide-ide menarik dan memang menjadi sebuah masalah di masyarakat. Sebut saja Gojek, startup yang sudah menyebar luas ke kawasan Asia Tenggara itu melihat akses transportasi umum yang sulit dan tidak praktis sebagai masalah.

Kemudian, mereka mencari solusi dengan menawarkan produk yang lebih praktis, yakni layanan ojek online yang langsung menjemput di depan pintu rumah pada fase-fase awal.

"Artinya adalah fokus utama mereka adalah memvalidasi problem dan solusinya. Mereka perlu melakukan penelitian atau melakukan survei apakah betul yang dianggap sebagai problem ini adalah problem (di lingkungan) dan apakah yang diusulkan sebagai solusi ini menyelesaikan masalah," ucap dia.

Gamal lantas memberi contoh salah satu startup, yakni layanan transfer uang antar bank tanpa biaya, Flip. Gamal menyampaikan, Flip hanya mengikuti program pra inkubasi atau pelatihan yang diselenggarakan UI.

"Mereka malah tidak pernah mendapat pembiayaan dari UI, mereka hanya pernah ikut pra inkubasi atau hanya mendapat pelatihan untuk startup. Lalu mereka mencari jalan sendiri sehingga kemudian mereka bisa sukses seperti sekarang," tutur Gamal.

Adapun pendanaan startup dari UI hanya didapat ketika startup itu sudah berada di fase scale up, setelah berhasil melewati fase problem solution fit dan product market fit.

Baca juga: Startup Kamu Siap Fundraising? Kenali Dahulu Tahapannya

Gamal menjelaskan, tidak semua startup yang masuk ke program inkubasi UI diizinkan mengembangkan produk bila produk tersebut tidak mampu memvalidasi problem dan solusinya di fase problem solution fit.

Lalu, tidak semua startup pula diikutsertakan dalam fase scale up. Ketika gagal mengembangkan suatu produk, maka startup harus mengulang fase product market fit. Begitu pula jika sebuah startup program inkubasi UI tidak mampu membangun tim yang sanggup melakukan validasi terhadap produk, pasar, maupun model bisnisnya.

"Di fase scale up inilah kami beri pendanaan cukup serius, artinya cukuplah kira-kira untuk mereka melakukan proses legalisasi perusahaan, mulai menata finance management, berpikir mengenai growth, dan berusaha mendorong pertumbuhan lebih tinggi. Bahkan mendekati venture capital dan investor untuk mendapatkan pendanaan lebih lanjut," ucap Gamal.

Baca juga: Mengenal Tipe-tipe Investor Startup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

60 Kloter Penerbangan Haji 'Delay', Menhub Minta Garuda Berbenah

60 Kloter Penerbangan Haji "Delay", Menhub Minta Garuda Berbenah

Whats New
2 Cara Cek Mutasi Rekening BCA lewat HP

2 Cara Cek Mutasi Rekening BCA lewat HP

Spend Smart
Hingga April 2024, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 20,16 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 20,16 Juta

Whats New
KA Banyubiru Layani Penumpang di Stasiun Telawa Boyolali Mulai 1 Juni 2024

KA Banyubiru Layani Penumpang di Stasiun Telawa Boyolali Mulai 1 Juni 2024

Whats New
Ekonom: Iuran Tapera Tak Bisa Disamakan Dengan BPJS

Ekonom: Iuran Tapera Tak Bisa Disamakan Dengan BPJS

Whats New
Pertamina-Medco Tambah Aliran Gas ke Kilang LNG Mini Pertama di RI

Pertamina-Medco Tambah Aliran Gas ke Kilang LNG Mini Pertama di RI

Whats New
Strategi Industri Asuransi Tetap Bertahan saat Jumlah Klaim Kian Meningkat

Strategi Industri Asuransi Tetap Bertahan saat Jumlah Klaim Kian Meningkat

Whats New
Baru Sebulan Diangkat, Komisaris Independen Bank Raya Mundur

Baru Sebulan Diangkat, Komisaris Independen Bank Raya Mundur

Whats New
Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Makin Efektif dan Efisien Berkat Inovasi Teknologi

Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Makin Efektif dan Efisien Berkat Inovasi Teknologi

Whats New
CEO Singapore Airlines Ucapkan Terima Kasih ke Staf Usai Insiden Turbulensi

CEO Singapore Airlines Ucapkan Terima Kasih ke Staf Usai Insiden Turbulensi

Whats New
BTN-Kadin Garap Pembiayaan 31 Kawasan Industri di Jabar

BTN-Kadin Garap Pembiayaan 31 Kawasan Industri di Jabar

Whats New
Pembiayaan Baru BNI Finance Rp 1,49 Triliun pada Kuartal I 2024, Naik 433 Persen

Pembiayaan Baru BNI Finance Rp 1,49 Triliun pada Kuartal I 2024, Naik 433 Persen

Whats New
Asosiasi Pekerja Tolak Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera

Asosiasi Pekerja Tolak Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera

Whats New
TRON Hadirkan Kendaraan Listrik Roda Tiga untuk Kebutuhan Bisnis dan Logistik

TRON Hadirkan Kendaraan Listrik Roda Tiga untuk Kebutuhan Bisnis dan Logistik

Whats New
Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com