JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas dunia terus bergerak naik seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Ketegangan itu membuat investor kembali menyimpan dananya pada investasi yang lebih aman (safe haven) yaitu komoditas emas.
Dilansir dari Bloomberg, Selasa (15/2/2022) pada 10.20 WIB, harga emas spot meningkat 0,41 persen atau 7,70 poin ke 1.878,88 dollar AS per troy ounce.
Begitu pula pada emas Comex kontrak April 2022 tercatat menguat 0,52 persen atau 9,80 poin ke 1.879,20 dollar AS per troy ounce.
Baca juga: Imbas Tensi Rusia-Ukraina, Harga Minyak Dunia Bisa Tembus 120 Dollar AS Per Barrel
Harga logam mulia memang sedang menjalani tren positif di tengah ketegangan Rusia-Ukraina, meskipun dibayangi adanya proyeksi Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) akan menaikan suku bunga acuan pada Maret 2022 mendatang.
"Pasar saat ini bereaksi dengan mencari aset safe-haven dalam dinamika yang sangat mendukung pergerakkan harga logam mulia," ujar analis senior di ActivTrades, Ricardo Evangelista.
Baca juga: BI: Rupiah Melemah akibat Investor Asing Beralih dari Emerging Market ke Safe Haven
Dana yang diperdagangkan di bursa emas terus masuk dalam empat minggu berturut-turut membuat harga emas terus naik.
Namun Evangelista menilai, kenaikan harga emas akan menjadi terbatas bergantung pada kapan The Fed mengeluarkan kebijakan pengetatan moneternya.
Baca juga: Harga Emas Dunia Naik, Ini Penyebabnya
Menurut Evangelista, dollar AS akan terus menguat jika The Fed bertindak lebih agresif dengan menaikkan suku bunga acuannya, maka dengan demikian akan sangat membebani nilai emas.
"Dolar akan terus menguat jika Fed bertindak lebih agresif, dan itu akan membebani emas, karena kedua aset memiliki korelasi terbalik," kata dia.
Baca juga: Harga Emas Antam Naik Rp 4.000 per Gram, Simak Rinciannya!