Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus 2.075 Dollar AS Per Ounce

Kompas.com - 10/05/2021, 14:55 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas dunia bakal menyentuh 2.075 dollar AS per ounce. Artinya, harga logam mulia akan setara Rp 1.054.100 (kurs rupiah Rp 14.300 per dollar AS).

Tembusnya harga emas dunia ini diperkirakan akan terjadi rentang waktu paling cepat kuartal III dan paling lambat kuartal IV tahun ini.

"Kalau emas dunia tembus 2.075 dollar AS, dengan rate Rp 14.300 maka harga logam mulia di Rp 1.054.100. (Kenaikan harga emas dunia) terjadi antara kuartal ketiga dan awal kuartal keempat," ujarnya kepada wartawan dalam keterangan tertulis, Senin (10/5/2021).

Baca juga: 5 Tips Investasi Emas untuk Investor Pemula

Setelah berbulan-bulan lesu, harga,emas tiba-tiba melonjak pada hari Kamis (6/5/2021) lalu, mengejar ketinggalan dalam kerumunan komoditas mulai dari minyak hingga tembaga, dan bahkan kopi, yang telah bereaksi terhadap tekanan inflasi yang meningkat sejak awal tahun.

Pemicu kenaikannya tak lain dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya rilis data perekonomian AS, yang menciptakan pekerjaan jauh lebih sedikit pada bulan April dari yang diperkirakan. Hal ini menimbulkan keraguan atas kekuatan pemulihan ekonomi.

Selain itu, Departemen Tenaga Kerja AS menyebutkan, hanya 266.000 net nonfarm payrolls yang ditambahkan hingga pertengahan bulan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi untuk angka yang hanya di bawah 1 juta. Selain itu, kenaikan gaji bulan Maret direvisi turun 146.000 menjadi 770.000.

"Tingkat pengangguran di AS naik menjadi 6,1 persen dari angkatan kerja dari 6,0 persen di bulan Maret. Analis memperkirakannya turun menjadi 5,8 persen," kata Ibrahim.

Baca juga: Amankah Investasi Emas Digital?

Pemicu lainnya adalah tsunami Covid-19 yang terjadi di India dalam sepekan, orang yang terjangkit virus Covid-19 varian baru ini mematikan sebanyak 1,5 juta orang. Bahkan banyak ilmuwan di India memprediksi jumlah kasus Covid-19 di sana akan meningkat 10 kali lipat.

"Penggelontoran stimulus bank sentral global yang tak terbatas dan kucuran dana bagi pemerintahan negara adi daya yang begitu fantastis, membuat para spekulan kembali mengalihkan dananya di save haven," ujarnya.

Perlu diketahui, harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Logam mulia ini membukukan kenaikan untuk hari kedua berturut-turut karena melemahnya dollar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS, mengangkat permintaan logam safe haven.

Sementara investor menunggu data penggajian non-pertanian AS untuk April yang akan dirilis akhir pekan ini. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 31,4 dollar AS atau 1,76 persen ditutup pada 1.815,70 dollar AS per ounce.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com