Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik, Ini Kisaran Harganya di Pasaran

Kompas.com - 01/03/2022, 20:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi tabung 5,5 kilogram dan 12 kilogram per Minggu (27/2/2022) kemarin. Ini membuat harga penjualan di pasaran hingga ke konsumen pun menjadi naik.

Kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi tersebut merupakan yang kedua dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Pada 25 Desember 2021, harga gas elpiji naik menjadi Rp 13.500 per kilogram dari sebelumnya Rp 11.500 per kilogram, dan naik lagi di akhir Februari 2022 menjadi Rp 15.500 per kilogram.

Kenaikan harga di setiap daerah pun berbeda-beda, namun untuk wilayah Pulau Jawa harga yang dipatok dari Pertamina yaitu Rp 88.000 untuk tabung 5,5 kilogram dan Rp 187.000 untuk tabung 12 kilogram.

Baca juga: Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik, Gara-gara Rusia dan Ukraina?

Kompas.com pun menelusuri harga gas elpiji nonsubsidi, khususnya untuk tabung ukuran 12 kilogram. Berdasarkan hasil pemantauan, dari tingkat distributor harga jual gas elpiji nonsubsidi 12 kilogram Rp 187.000, sesuai dengan harga jual dari Pertamina.

Hal itu berdasarkan penjualan tingkat distributor yang ada di Kabupaten Bekasi dan Kota Bandung. Kenaikan harga ini pun diakui para distributor telah dikeluhkan oleh para pelanggannya.

"Keluhan pasti ada karena baru saja naik bulan Desember, lalu sekarang sudah naik lagi, terutama untuk konsumen pemakaian rumah tangga," ujar petugas distributor di wilayah Bandung yang enggan disebutkan namanya kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2022).

Meski demikian, harga jual di tingkat agen menjadi lebih tinggi. Seperti di daerah Klaten, Jawa Tengah harga jual gas dengan ukuran 12 kilogram menjadi Rp 210.000 per tabung, naik sekitar Rp 24.000 dari harga jual sebelumnya.

Baca juga: Harga Gas Nonsubsidi Sudah Naik, Bagaimana dengan Elpiji 3 Kg?

Menurut Kiki, pemiliki agen gas di daerah Klaten tersebut, dua kali kenaikan harga gas ukuran 12 kilogram tak banyak diprotes pelanggannya. Hanya saja, banyak pelanggannya yang kini beralih membeli gas subsidi ukuran 3 kilogram.

"Kalau selama ini enggak banyak yang protes, tapi pada memburu gas melon yang 3 kilogram," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di daerah Bekasi Timur rata-rata  harga gas elpiji nonsubsidi ukuran 12 kilogram dijual seharga Rp 191.000-Rp 198.000 per tabung.

Di sisi lain, untuk harga gas elpiji nonsubsidi 12 kilogram di tingkat warung kelontong malah meningkat lebih tinggi. Seperti yang dialami oleh Ernita, salah satu warga di daerah Cilegon, baru-baru ini dia membeli gas dengan harga Rp 287.000 di warung dekat rumahnya.

"Beli gas di warung biasa sebelah rumah pas nanya harganya berapa ternyata mahal banget Rp 287.000. Sempat enggak nyangka sih, sampe nanya berkali-kali buat mastiin, tapi karena butuh jadi tetap dibeli juga gasnya. Syok banget sih memang," ungkap Ernita.

Baca juga: Harga Gas Nonsubsidi Naik, Masyarakat Pangkalpinang Beralih ke Elpiji 3 Kg

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com