Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Pasar Lelah dengan Janji Pemerintah soal Minyak Goreng

Kompas.com - 13/03/2022, 09:14 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Meski sudah berlangsung berbulan-bulan lamanya, masalah tingginya harga dan kelangkaan minyak goreng belum juga terselesaikan hingga saat ini. Hal jadi ironi, mengingat Indonesia adalah negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia.

Sejak Januari, Menteri Perdagangan maupun para pejabat Kementerian Perdagangan sudah berulangkali berjanji bahwa masalah harga dan kelangkaan minyak goreng bisa diatasi waktu dekat. Pemerintah juga mengklaim stok minyak goreng sangat melimpah melebihi kebutuhan domestik. 

Kendati demikian, Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mengeluhkan janji pemerintah yang tidak kunjung terealisasi. Bahkan, sudah banyak kejadian kericuhan warga akibat saling berebut minyak goreng.

"Kami bisa mengatakan, di lapangan janji yang disampaikan oleh pemerintah tidak terealisasi dan terimplementasikan dengan baik," kata Ketua Umum APPSI, Sudaryono, dalam live streaming Kompas TV Sapa Indonesia Akhir Pekan, dikutip Minggu (13/3/2022).

Baca juga: 3 Konglomerat yang Kaya Raya Berkat Minyak Goreng

Dalam beberapa kesempatan, Sudaryono masih menanyakan dan menagih janji Pemerintah Jokowi yang hendak membantu para pedagang di pasar supaya mendapat stok minyak goreng dengan harga sesuai aturan saat ini.

"Jadi, kami hendak menyampaikan bahwa kenyataanya, kami tidak mendapatkan apa yang dijanjikan oleh pemerintah secara signifikan," ungkap Sudaryono.

Bagi rumah tangga, kelangkaan minyak goreng mungkin tak jadi soal karena konsumsinya tak besar. Namun bagi pelaku usaha, terutama kuliner, kelangkaan minyak goreng jadi pukulan berat di saat ekonomi sulit.

Sejumlah kebijakan pengendalian harga minyak goreng di dalam negeri sebenarnya sudah digulirkan sepanjang awal tahun ini. Namun di lapangan, minyak goreng masih dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), di kisaran Rp 20.000 per liter. Bahkan di Sulawesi Tenggara, harga minyak goreng menembus Rp 70.000 per liter.

Baca juga: Hutan Dibabat demi Sawit, Tapi Minyak Goreng Justru Langka dan Mahal

Sesuai HET, harga jual minyak goreng curah di pasaran seharusnya ditetapkan sebesar Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter. HET ini sudah berlaku sejak 1 Februari 2022.

Minyak goreng langka sejak Januari

Meski pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berulangkali berjanji bahwa pasokan minyak murah aman dan bisa tersedia di pasar, realita di lapangan menunjukan sebaliknya.

Di jaringan minimarket, sejak beberapa pekan terakhir, sangat sulit menemukan minyak goreng program pemerintah. Bahkan, rak yang biasanya menampung minyak goreng, kini lebih sering kosong.

Rak minyak goreng kini lebih sering diisi produk margarin dan minyak kelapa bermerek Barco. Padahal di pintu minimarket, kerap terpangpang jelas pengumuman bertuliskan bahwa toko tersebut menyediakan minyak goreng murah program pemerintah.

Setali tiga uang, minyak goreng program pemerintah juga sukar didapatkan di pedagang pasar tradisional, termasuk warung-warung di sekitar pemukiman. Kalaupun tersedia, harganya berkisar Rp 20.000 per liter atau jauh di atas HET yang sudah ditetapkan pemerintah.

Baca juga: Bulog Belum Dapat Penugasan untuk Bantu Atasi Kelangkaan Minyak Goreng

Lantaran susahnya mencari minyak goreng sesuai harga yang dijanjikan pemerintah, banyak warga terutama ibu rumah tangga yang rela antre mendapatkan minyak dalam operasi pasar yang digelar sejumlah pihak.

Tak jarang, antrean mendapatkan minyak goreng sesuai harga HET pemerintah berakhir kericuhan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com