Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22 Pabrik Kelapa Sawit Tutup, Petani Teriak Butuh Uang dan Kompensasi Harga Pupuk

Kompas.com - 26/04/2022, 20:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Petani Sawit Indonesia (Apkasindo) mulai menyuarakan kesulitan mereka lantaran mulai banyak pabrik pengolah kelapa sawit yang tutup akibat invasi Rusia ke Ukraina. Tutupnya pabrik tersebut, tak elak membuat para petani sawit yang panen tak dapat mengantongi keuntungan.

"Sejumlah pabrik kelapa sawit di 22 provinsi tutup dengan akibat sawit petani tidak bisa diolah. Truk-truk berisi sawit antre di pabrik-pabrik kelapa sawit yang tutup," ungkap Ketua Umum DPP Apkasindo Gulat Manurung dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/4/2022).

Ditambah lagi, harga pupuk kelapa sawit katanya melejit sehingga membuat petani sawit makin resah. Padahal lanjut Gulat Manurung, harga jual minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) lagi moncer.

Baca juga: Presiden Larang Ekspor CPO dan Minyak Goreng, Serikat Petani: Bikin Harga Sawit Turun

Untuk mengatasi kesulitan para petani sawit, Apkasindo berharap pemerintah mau mengabulkan permintaan petani sawit untuk memberikan subsidi pupuk yang kini harganya menguras kantong. Meski tak disebutkan detil harga jual pupuk non-subsidi untuk kelapa sawit di pasaran.

"Petani resah dan bisa rusuh kalau tidak ada solusi. Ini menjelang Lebaran, petani butuh uang. Harga sawit sedang bagus dan mereka butuh mengompensasi harga pupuk yang naik tajam karena masalah logistik global dan seretnya pasokan akibat perang Ukraina-Rusia," ungkap dia.

Seperti diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melarang ekspor minyak goreng mulai Kamis 28 April 2022. Kebijakan larangan ekspor minyak goreng itu diambil berdasarkan hasil rapat mengenai pemenuhan kebutuhan pokok rakyat jelang Lebaran 2022.

Baca juga: Jokowi Keluarkan Larangan Ekspor Minyak Goreng, Ini Respon Pengusaha Kelapa Sawit

Terutama mengenai ketersediaan minyak goreng di Indonesia. Keputusan ini diambil guna menjamin ketersediaan minyak goreng dalam negeri dengan harga yang terjangkau.

"Dalam rapat tersebut telah saya putuskan, pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng mulai Kamis, 28 April 2022 sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian," ujar Jokowi, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (24/4/2022).

Jokowi memastikan akan terus memantau kebijakan yang telah ia putuskan.

"Saya akan terus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan ini agar ketersediaan minyak goreng di dalam negeri melimpah dengan harga terjangkau," ucapnya.

Baca juga: Larangan Ekspor CPO Dinilai Bakal Pengaruhi Kinerja Perdagangan Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com