Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Mulai Pulih, PLN Tambah Pasokan Listrik di Kawasan Bisnis Jakarta

Kompas.com - 22/05/2022, 08:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) menambah pasokan listrik di kawasan bisnis Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 yang memiliki kebutuhan beban terbesar, serta di wilayah permukiman di sekitar Tangerang, seiring dengan mulai pulihnya perekonomian.

Penambahan pasokan dilakukan dengan membangun dua infrastruktur ketenagalistrikan yaitu Gardu Induk Digital (GID) 150 kV Teluk Naga II dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Teluk Naga Incomer yang berada di Kabupaten Tangerang.

“Pertumbuhan kebutuhan listrik di wilayah Tangerang dan Pusat Bisnis PIK 2 semakin meningkat selama beberapa tahun terakhir, yang mana diprediksikan terus tumbuh ke depannya seiring dengan mulai pulihnya kegiatan masyarakat saat ini," ujar General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB), Octavianus Padudung dalam keterangannya, Minggu (22/5/2022).

Baca juga: Simak 5 Cara Menghemat Listrik agar Tagihan Tak Membengkak

GID 150 kV Teluk Naga II yang berlokasi di Kecamatan Kosambi, Tangerang ini merupakan GID kedua yang dibangun oleh PLN UIP JBB. Saat ini pembangunannya sudah rampung, yang nantinya GID 150 kV Teluk Naga II akan mendapatkan suplai listrik dari PLTU Lontar.

Tidak hanya itu, GID ini juga memiliki keunggulan lain seperti pengurangan penggunaan kabel tembaga dan digantikan dengan kabel fiber optik. GID ini merupakan salah satu hasil inovasi dari PLN yang menggunakan teknologi terbaru.

Menurut Manager UPP JBB 2 Budi Ari Wibowo, penggunaan kabel fiber optik memberikan dampak positif pada PLN yakni secara tidak langsung perseroan melakukan efisiensi biaya, mutu, dan waktu.

“Selain itu, dengan adanya sistem pengoperasian yang bersifat remote akan meningkatkan keamanan dari instalasi tersebut serta mengurangi potensi kecelakaan kerja seperti sengatan listrik (electrical shock) karena aspek kesehatan dan keamanan ketenagalistrikan bisa dikontrol dengan maksimal,” jelas Budi.

Sementara pada proyek SUTT 150 kV Teluk Naga Inc terdiri dari 17 tower yang nantinya akan menggunakan 4 sirkit. Progres pembangunan hingga saat ini untuk tahap pondasi dan pendirian tower (erection) sudah selesai 14 dari 17 tower.

Proyek yang terbentang sepanjang 21,2 kilometer sirkit (kms) ini, mempunyai tingkat kesulitan masing-masing seperti desain pondasi tower yang perlu perhatian khusus karena didominasi lahan berupa rawa serta tambak, akses jalan untuk pengangkutan material konstruksi yang menantang, dan ketersediaan lahan yang terbatas.

"Setelah proses pembangunan proyek ini rampung dan siap dioperasikan, nantinya akan mengalirkan listrik dari GI 150 kV Lontar," kata dia.

Adapun GID 150 kV Teluk Naga II dan SUTT 150 kV Teluk Naga Incomer ini dijadwalkan akan beroperasi pada tahun 2022 sesuai dengan RUPTL PLN Tahun 2021-2030.

Baca juga: Penjelasan Sri Mulyani soal Rencana Kenaikkan Tarif Listrik Golongan 3.000 VA ke Atas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com