Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kreditur Setujui Proposal Perdamaian, Garuda Indonesia Targetkan Cetak Keuntungan 3 Tahun Mendatang

Kompas.com - 18/06/2022, 15:05 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menargetkan bisa mencatatkan laba dalam tiga tahun ke depan setelah mencapai homologasi atas proposal perdamaian dalam proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Perseroan memastikan kesiapan menjalankan rencana bisnis ke depan agar mencapai kinerja yang positif.

Pada tahap pemungutan suara atau voting proposal perdamaian Garuda Indonesia yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat (17/6/2022) kemarin, hasilnya menunjukkan mayoritas kreditur yang mengikuti voting menyetujui proposal perdamaian yang diajukan perseroan. Pengadilan pun akan mengambil putusan PKPU pada 20 Juni 2022 mendatang.

Baca juga: Erick Thohir: Kita Nantikan Garuda Terbang Lebih Tinggi Setelah PKPU Disetujui Kreditur

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, ke depannya maskapai pelat merah ini akan fokus melayani penerbangan pada rute-rute yang menguntungkan. Selain itu, hanya akan menggunakan jenis-jenis pesawat yang sesuai dengan fokus bisnis perseroan.

"Kami ingin memastikan Garuda ke depannya menghasilkan keuntungan, bukan lagi terbang ke mana-mana, bukan lagi punya pesawat beragam. Bisa menjadi perusahaan yang membanggakan bukan karena ada di mana-mana, tapi karena memang perusahaan yang pantas dibanggakan sebab secara terus-menerus konsisten menghasilkan keuntungan," ungkap Irfan dalam konferensi pers di Kantor Garuda Indonesia, Jumat (17/6/2022).

Ia menjelaskan, untuk menghasilkan keuntungan Garuda Indonesia akan fokus melayani rute penerbangan domestik. Meski demikian, tetap akan ada yang dioperasikan untuk rute internasional yang memang secara perhitungan menguntungkan bagi perseroan.

"Kami akan tetap melayani rute internasional, umroh, haji, tapi tentu saja kami juga akan fokus ke kargo. Jadi rute-rute internasional ini hanya akan kita terbangkan kalau menguntungkan," katanya.

Baca juga: Kala Bos Garuda Terharu Tanggapi Hasil Voting Proposal Perdamaian...

Selain itu, pada rencana bisnis usai proposal perdamaian disetujui kreditur, maskapai pelat merah tersebut akan menambah jumlah pesawat yang laik terbang (serviceable), sehingga nantinya akan beroperasi dengan 70 unit pesawat. Adapun saat ini Garuda Indonesia beroperasi dengan 29 unit pesawat yang seluruhnya merupakan armada milik perseroan.

"Sekitar mendekati 70 unit, total pesawatnya. Namun demikian kami membutuhkan waktu untuk membuat pesawat itu serviceable. Nanik detail dan waktunya akan kami sampaikan lebih lanjut," ucap Irfan.

Terpisah, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio optimistis kinerja perseroan akan mulai menunjukkan perbaikan pada tahun ini. Bahkan, dalam jangka waktu 3 tahun ke depan, Garuda Indonesia diyakini akan menghasilkan keuntungan.

"Kinerja membaik akhir tahun ini, kalau profit dua-tiga tahun ke depan," kata dia.

Ia menambahkan, terkait rencana penambahan pesawat, perseroan membutuhkan waktu untuk merealisasikannya meski sudah ada kesepakatan dengan lessor. Nantinya, Garuda Indonesia akan terlebih dahulu melaporkan kepada pemerintah terkait hasil PKPU dan memohon pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebagai tambahan modal untuk mendukung bisnis perseroan ke depannya.

"Selanjutnya, akan memohon kepada pemerintah atas pencaitan PMN sesuai ketentuan yang berlaku. Setelah itu, baru kami lakukan restorasi terhadap pesawat-pesawat sehingga bisa tumbuh," kata Presetio.

Baca juga: Hasil PKPU Garuda Indonesia, Mayoritas Kreditur Setujui Proposal Perdamaian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com