Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aldiracita Sekuritas Indonesia Proyeksi IHSG Sentuh Level 7.200 - 7.500 Akhir 2022

Kompas.com - 29/06/2022, 09:10 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Aldiracita Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menyentuh level kisaran 7.200 – 7.500. Hal ini disampaikan oleh Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono di Jakarta, Selasa (28/6/2022).

Agus mengatakan, taget IHSG tahun ini masih reasonable, karena rentang tersebut terdiskon 7 persen dari rata–rata pergerakan IHSG. Dalam menentukan target IHSG Agus juga menggunakan teknik kuantitatif average.

“Untuk tahun ini, prediksi saya sekitar 7.200 - 7.500, dan saya juga melihat posisi tersebut masih reasonable,” kata Agus.

Baca juga: IHSG Diprediksi Lanjut Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Agus juga mengatakan, saat ini pasar modal di tanah air masih dipengaruhi oleh sentimen ketidakpastian di pasar global yang terjadi.

Seperti kondisi geopolitk antara Rusia dan Ukraina, dan trade war antara AS dan China yang masih berlanjut.

“Pasar modal secara global dihadapkan pada ketidakpastian, seperti dampak dari perang Rusia dan Ukraia, dan trade war antara AS dan China yang sampai saat ini belum ada solusinya,” jelas dia.

Baca juga: Musim Window Dressing Mulai Terlihat, IHSG Bakal Lanjut Menguat?

Agus juga mengatakan kenaikan inflasi di AS yang mendorong kenaikan suku bunga oleh The Fed, juga menjadi sentimen negatif di pasar global.

Hal ini menurut Agus terjadi karena masih tingginya harga komoditas, yang mana hal ini berdampak positif untuk Indonesia yang merupakan eksportir komoditi seperti minyak dan batu bara.

Namun, Indonesia mendapatkan angin segar dari pulihnya daya beli masyarakat pasca pandemi Covid-19. Hal ini menurutnya, terlihat dari penjualan motor pada tahun 2021 yang mangalami kenaikan. Padahal, motor tidak masuk dalam golongan yang mendapatkan insentif dari pemerintah.

“Karena Indonesia merupakan penerima manfaat dari ekspor komoditi, saya lihat purchasing power itu ada, permasalahannya adalah bagaimana pemerintah mengelola kenaikan purchasing power ini agar semakin efisien,” ungkap Agus.

Baca juga: 6 Saham Konsumer Paling Cuan Sepekan, Ada Mayora hingga Unilever

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com