Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melantai di BEI, PLTA Arkora Hydro Raup Rp 182,67 Miliar

Kompas.com - 08/07/2022, 12:42 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Emiten Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (8/7/2022). Dalam initial public offering (IPO) ini, ARKO berhasil meraup dana segar dari pasar modal Rp 182,67 miliar melalui penerbitan 608,8 juta saham baru di bursa.

Direktur Utama ARKO Aldo Artoko mengatakan, dalam periode book building, investor sangat antusias menyambut saham ARKO. Hal itu terlihat dari tingginya minat selama masa penawaran, sehingga mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 10,89 kali.

“Tingginya antusiasme investor tersebut membuat ARKO melakukan penambahan penerbitan saham baru yang berasal dari portepel sebanyak 28.995.000 saham. Sehingga saham yang diterbitkan menjadi 608.895.000 saham, dari rencana semula 579.900.000 saham,” ujar Aldo dalam siaran pers.

Baca juga: Menguat, IHSG Kembali ke Level 6.700

Perseroan telah menetapkan harga IPO pada Rp 300 per saham dari kisaran awal antara Rp 286 per saham hingga Rp 310 per saham. Jumlah saham perseroan yang ditawarkan itu mewakili 20,79 persen dari modal ditempatkan dan disetor ARKO setelah IPO saham.

“Kami akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk dua keperluan. Pertama, sebesar 63 persen untuk tambahan investasi pada anak perusahaan dan sisanya sekitar 37 persen akan kami gunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek,” ujar Aldo.

Adapun 63 persen dana IPO tersebut akan digunakan mencakup, pengembangan proyek-proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) kedepannya, yaitu 54 persen di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29 persen di PT Arkora Energi Baru, dan 17 persen di PT Arkora Tenaga Matahari.

Sementara 37 persen lagi digunakan untuk modal kerja antara lain rencana pengembangan usaha pembangkit listrik tenaga air, seperti biaya survey pencarian lokasi potensial baru, feasibility study atau studi kelayakan, studi kelistrikan, dan studi-studi lainnya yang berhubungan dengan pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air.

Aldo meyakini, bisnis EBT memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia, bahkan dalam teknologi yang sudah matang seperti hidro, surya dan angin. Kehadiran hydro sudah kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Pemanfaatan potensi EBT masih jauh di bawah 10 persen.

“Bermodalkan pengalaman di bidang EBT, ARKO berencana mencari peluang akusisi. Kami juga aktif mencari proyek hidro berpotensi besar di atas 25 MW,” kata Aldo.

Sebagai informasi, ARKO telah menyelesaikan pembangunan proyek mini hidro Cikopo-2 dengan total biaya 1,65 juta dollar AS per MW. Cikopo-2 merupakan pembangkit listrik berkapasitas 7,4 MW yang dimiliki dan dioperasikan oleh ARKO.

Baca juga: 5 Perusahaan Ini Segera IPO, Cek Harga Sahamnya Saat Book Building

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com