Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Soal Kebijakan Subsidi Pupuk, Guru Besar IPB Nilai Masih Diperlukan dan Disempurnakan

Kompas.com - 15/07/2022, 09:47 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Muhammad Firdaus mengatakan, kebijakan subsidi pupuk masih diperlukan karena menjadi prasyarat berlangsungnya produksi pertanian dan peningkatan produktivitas.

"Kami juga menilai kebijakan mengenai pupuk subsidi perlu disempurnakan," kata Firdaus dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (15/7/2022).

Di sisi lain, Firdaus juga menilai perlu penyederhanaan jenis komoditas sesuai dengan karakter ekonomi, di mana harga tidak boleh mahal.

"Maka, padi, jagung, dan kedelai adalah komoditas yang harus disubsidi," ujarnya.

Lebih lanjut, Firdaus mengomentari pula jenis pupuk subsidi yang tengah diarahkan Kementerian Pertanian (Kementan), yaitu pupuk majemuk NPK.

"Itu juga diperlukan untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk anorganik. Pada saat sama, perlu dilakukan peremajaan tanah," imbuhnya.

Baca juga: Jokowi Apresiasi Pengembangan Benih Unggul Padi oleh Kementan

Firdaus merekomendasikan pemerintah agar lebih mendorong dan memfasilitasi upaya untuk memanfaatkan mikroorganisme sebagai alternatif penyedia unsur hara.

Pemanfaatan mikroorganisme tersebut sekaligus dapat membantu pengendalian organisme pengganggu tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan.

"Petani dapat diberdayakan untuk penyediaan alternatif tersebut. Upaya penerapan pertanian presisi juga perlu diterapkan. Ini dilakukan dalam ekosistem yang dapat dibangun dengan skema closed loop," terangnya.

Di sisi lain, Firdaus menilai formula 15-10-12 merupakan hal yang bagus dan perlu disosialisasikan secara masif.

"Saya juga menilai alternatif pupuk seperti pupuk organik, perlu mendapat perhatian lebih serius dan perlu mendapatkan subsidi ke depannya," tuturnya.

Firdaus mengatakan, dalam konteks penguatan ketahanan pangan, pupuk perlu disubsidi dalam jangka pendek. Petani pun difasilitasi akses kredit.

Baca juga: Kementan Fokus Subsidi NPK dan Urea, Akademisi Unpad Bagikan Pendapatnya

"Secara bertahap perlu pengalihan anggaran subsidi pupuk ke instrumen lain, seperti subsidi harga pangan pokok, direct income, dan mendukung subsistem agribisnis, irigasi pertanian, asuransi pertanian dan lain sebagainya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com