Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Alasan "Bersih-bersih BUMN", Erick Thohir: BUMN yang Sehat Akan Jadi Penyeimbang Pasar

Kompas.com - 19/08/2022, 11:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan kondisi kesehatan BUMN menjadi hal yang krusial. Bagi Erick, kondisi BUMN yang sehat tentu akan memberikan dampak besar bagi negara dan masyarakat.

"Sejak awal, kita berkomitmen melakukan transformasi menyeluruh dengan memperbaiki proses dan fokus bisnis hingga penerapan budaya kerja dengan core value Akhlak," ujarnya di Jakarta, Kamis (18/8/2022).

Erick meyakini aksi bersih-bersih BUMN melalui transformasi bisnis dan sumber daya manusia (SDM) akan membawa perubahan besar bagi BUMN. Tak hanya mampu mendongkrak kinerja, Erick menyebut program transformasi juga menjadi fondasi besar bagi BUMN untuk meminimalisasi praktik korupsi di tubuh perusahaan.

"Korupsi itu bagian yang harus diberantas, walaupun kita menyadari korupsi dari zaman dulu sampai sekarang itu ada, tapi kita harus meminimalisasi korupsi, apalagi korupsi uang rakyat, uang pemerintah, ini sangat menyakitkan," lanjut Erick.

Baca juga: Erick Thohir: Bersih-bersih BUMN Bukan Sekadar Jargon

Transformasi BUMN

Dia menyebut sejumlah transformasi yang dijalankan BUMN, mulai dari perampingan jumlah BUMN dan klasternya, pembentukan holding sebagai penguatan ekosistem, hingga menutup BUMN yang 'mati suri', tak hanya mendorong perbaikan BUMN, melainkan juga meningkatkan kontribusi terhadap negara dan masyarakat.

"Artinya, kalau BUMN-nya korupsi sehingga tidak sehat, bagaimana bisa menjadi sebuah korporasi yang baik dan bisa menjadi bagian ketika pemerintah mengintervensi dengan kebijakan-kebijakan saat terjadi ketidakseimbangan," ucap Erick.

Erick mengatakan BUMN yang sehat akan mampu tampil sebagai penyeimbang pasar melalui sejumlah intervensi seperti operasi pasar. Hal ini telah dilakukan BUMN saat melakukan intervensi dengan menjual masker sebesar Rp 5.000 atau jauh di bawah harga pasar yang saat awal pandemi menyentuh angka Rp 100.000.

"Hal-hal ini, menyeimbangkan pasar hanya bisa dilakukan kalau BUMN-nya sehat. Kalau BUMN-nya sakit, boro-boro mau intervensi pasar, buat dirinya sendiri aja sulit," kata Erick.

Baca juga: Pertamina, PLN, BRI, Telkom Masuk 5 Perusahaan Terbesar di RI, Ini Kata Erick Thohir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com