Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM Sebut Transisi Energi Tidak Harus Meniadakan Batu Bara

Kompas.com - 30/08/2022, 14:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKRTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengungkapkan transisi energi tidak harus meniadakan batu bara.

Dengan inovasi teknologi, emisi dari batu bara bisa ditekan sehingga target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 tetap bisa dicapai.

"Mari kita berpikir dengan cara yang lain. Kata kuncinya transisi energi berkelanjutan. Net Zero Emission pada 2060 itu yang menjadi skenario besar yang harus kita rumuskan dengan langkah tidak biasa-biasa saja. Kuncinya adalah inovasi," kata Ridwan dalam siaran pers, Selasa (30/8/2022).

Baca juga: Soal Kebijakan BBM Subsidi, Pemerintah Diyakini Hanya Punya 2 Opsi

Ridwan mengatakan aspek keterjangkauan menjadi penting dalam penguasaan teknologi. Ia berharap industri batu bara dapat mendukung transisi energi yang berkelanjutan.

"Saya menyarankan buatlah NZE versi industri batubara, jadi tidak semata-mata kurangi penggunaan batu bara pakai yang lain. Ada cara lain menuju NZE dengan pendekatan yang lebih inovatif," jelas Ridwan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, sebagai perusahaan energi yang peduli lingkungan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tengah memantapkan eksistensi dan bertransformasi menjadi perusahaan energi.

Baca juga: Soal BBM Subsidi, Ekonom Sebut Komunikasi Pemerintah Membingungkan Masyarakat


Dia mengatakan transformasi ini tidak semata-mata dilakukan untuk menciptakan bisnis yang keberlanjutan, namun juga mendukung target pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, dengan mendorong proses transisi energi berkelanjutan, dan meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional.

"Berbagai strategi transformasi bisnis telah kami terapkan seperti peningkatan portofolio pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan dan pengembangan hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME)," Arsal Ismail menjelaskan.

Dari sisi operasional pertambangan, Arsal menambahkan, terdapat dua program utama yang dijalankan yakni Eco Mechanized Mining dan E-Mining Reporting System. Pada program Eco Mechanized Mining, perusahaan mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar berbasis fosil menjadi elektrik.

Baca juga: Mulai 1 September 2022, Citilink Kembali Beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma

Sementara pada program E-Mining Reporting System, Bukit Asam memanfaatkan platform pelaporan produksi secara real time dan online sehingga mampu meminimalisasi monitoring konvensional dengan kendaraan dan mengurangi penggunaan bahan bakar.

Tidak hanya itu, Bukit Asam juga gencar menerapkan program manajemen karbon, sebuah program integrasi untuk mengurangi emisi karbon dalam operasional pertambangan perusahaan. Beberapa usaha manajemen karbon yang dilakukan yakni reklamasi, dekarbonisasi operasional tambang, dan studi CCUS.

Terkait dengan kajian CCUS ini, Bukit Asam juga sedang menggelar kompetisi teknologi dekarbonisasi yang menitikberatkan inovasi di bidang carbon reduction dan CCUS dengan tajuk Bukit Asam Innovation Award 2022 Greenovator Indonesia.

"Kompetisi tersebut kita harapkan dapat mendukung lahirnya inovasi-inovasi terkait teknologi dekarbonisasi di bidang pertambangan, khususnya batu bara, untuk menciptakan energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan," kata Arsal.

Baca juga: 20,65 Juta Keluarga Bakal Dapat BLT Rp 150.000, Cair 4 Kali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com