Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kebijakan AS, RI Sudah Kehilangan Dana Asing hingga Rp 120 Triliun

Kompas.com - 31/08/2022, 08:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, kebijakan moneter yang terjadi di Amerika Serikat (AS) membuat keluarnya dana asing (capital outflow) dari negara-negara emerging market, tak terkecuali Indonesia.

Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) telah menerapkan kebijakan moneter yang hawkish dengan agresif menaikkan suku bunga dan mengetatkan likuiditas seiring melonjaknya laju inflasi di negara itu. Hal ini memicu beralihnya aliran modal ke AS.

"Kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas di negara-negara maju direspons market dalam bentuk volatilitas, capital outflow terjadi diberbagai negara emerging market, dan ini menekan serta melemahkan nilai tukar terhadap dollar AS," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (30/8/2022).

Baca juga: Sri Mulyani Pastikan Tunjangan Profesi Guru Honorer Berlanjut Tahun 2023

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Indonesia telah kehilangan dana asing dari pasar obligasi sebesar Rp 120,79 triliun sejak awal tahun hingga 25 Agustus 2022 (year to date/ytd). Tren outflow gencar terjadi sejak pertemuan para petinggi The Fed dalam FOMC Meeting pada Mei 2022.

Secara global, capital outflow yang terjadi di negara-negara emerging market mencapai 50 miliar dollar AS di enam bulan pertama 2022. Angka ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan keluarnya dana asing dari emerging market pada awal pandemi Covid-19 yang mencapai lebih dari 100 miliar dollar AS.

Kendati terjadi capital outflow yang cukup besar, Sri Mulyani menilai Indonesia tak perlu khawatir. Lantaran, portofolio di pasar obligasi tanah air masih didominasi oleh investor domestik ketimbang investor asing, terutama pada kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN).

Baca juga: Sepekan, Dana Asing yang Keluar dari Pasar Modal Mencapai Rp 4,2 Triliun

Talitha Yumnaa Dana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur belum cair.


Pada 2019 kepemilikan asing terhadap SBN sebesar 38,57 persen, semakin berkurang di tahun ini menjadi hanya 15,51 persen per 25 Agustus 2022. Di sisi lain, kondisi RI juga didukung dengan fundamental perekonomian cukup kuat di tahun ini.

"Indonesia selama 4 tahun terakhir sudah mampu menurunkan kepemilikan asing dari SBN pemerintah, maka capital outflow yang sebetulnya sangat signifikan hanya sedikit mempengaruhi SBN yield kita, ini tentu juga karena pemerintah dan BI sama-sama menjaga stabilitas SBN," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com