Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Pola Kerja Digital, Kemenkeu Hemat Anggaran Rp 1,36 Triliun

Kompas.com - 05/09/2022, 15:19 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pola kerja baru yang diimplementasikan sepanjang pandemi telah menghemat anggaran belanja Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pada 2022, Kemenkeu telah menghemat anggaran mencapai Rp 1,36 triliun.

Ia mengatakan pandemi Covid-19 telah membuat Kemenkeu mempercepat transformasi kerja yang kini lebih berbasis digitalisasi. Pegawai Kemenkeu saat ini bisa bekerja lebih fleksibel di waktu kapan pun dan di tempat mana pun, namun tepat menjaga kinerja dan pelaksanaan tugasnya.

Akibat pola kerja tersebut, Kemenkeu mampu melakukan efisiensi pada sejumlah pos belanja, sebab kini pertemuan bisa dilakukan secara daring tak lagi hanya mengandalkan secara fisik.

Baca juga: PT Berdikari Bukukan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Kuartal II-2022

"Berbagai reformasi yang kita lakukan terlihat sangat menentukan anggaran di Kemenkeu, berbagai pola kerja baru ini telah mendorong spending better di Kemenkeu," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (5/9/2022).

Bendahara Negara itu merinci efisiensi anggaran sebesar Rp 1,36 triliun itu mencakup, penurunan belanja birokrasi sebesar Rp 618,81 miliar di 2022 jika dibandingkan dengan belanja birokrasi sebelum pandemi Covid-10 pada 2019.

Lalu implementasi kebijakan meeting atau rapat secara daring dan hybrid yang tidak perlu menyediakan konsumsi telah menciptakan efisiensi Rp 161,70 miliar dibandingkan belanja untuk rapat pada 2019.

"Rapat-rapat yang dulu sering itu (secara fisik) menjadi drop, kita menciptakan kebijakan rapat secara daring dan hybrid jadi efisien. Dulu kalau setiap rapat ada konsumsi, tiga kali rapat, tiga kali konsumsi diberikan, belum lagi wara wiri petugas yang jadi paramusajinya," jelas dia.

Baca juga: Sri Mulyani Mau Ubah Insentif Lembur PNS Kemenkeu


Kemudian, digitalisasi turut membuat belanja alat tulis kantor (ATK) hingga supplies mampu menghasilkan efisiensi sebesar Rp 132,72 miliar dibandingkan belanja ATK pada 2020.

Selain itu, dengan kebijakan konsolidasi pengadaan laptop di e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) telah menghasilkan efisiensi anggaran mencapai Rp 140,83 miliar.

“Dulu setiap unit, direktur atau bagian beli laptop sendiri-sendiri sehingga laptopnya bisa nano-nano, berbagai macam warna dan merek dan software. Sekarang lebih tersentralisir,” ungkap Sri Mulyani.

Sementara dari penerapan ruang kerja masa depan (RKMD) yang berupa activity based workplace, satelite office, flexible working space, dan flexible working arangement (FWA) berdampak pada turunnya alokasi sewa kantor sehingga terjadi efisiensi sebesar Rp 14,35 miliar.

Baca juga: Sektor-sektor Saham Ini Bakal Tertekan Setelah Kenaikan Harga BBM

Di sisi lain, implementasi shared service sentralisasi gaji yaitu pembayaran belanja pegawai terpusat telah memberi efisiensi terhadap pengeluaran Kemenkeu sebesar Rp 9,46 miliar.

“Dulu masing-masing unit Eselon I membayar gaji dan menimbulkan belanja pegawai ada lebih dari 500 pegawai hanya mengurus gaji. Ini sekarang turun hanya 25 pegawai,” katanya.

Terakhir, Kemenkeu melakukan penghematan sebesar Rp 290 miliar karena penggunaan collaborative tools atau aplikasi pendukung pekerjaan kolaboratif secara terpusat menghasilkan efisiensi dari selisih harga kontrak dengan harga yang terpublikasi pada e-katalog LKPP.

“Dulu naskah dinas harus jalan-jalan ke berbagai pihak stakeholder karena harus dikonsultasikan, sekarang mereka bisa dengan tools. Kita bekerja sama dengan satu naskah dinas secra sangat efisien,” tutupnya.

Baca juga: Saat Pengusaha Otobus Keluhkan Kelangkaan Ban...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pulihkan Bisnis, Investree Bakal Ganti Manajemen hingga Tagih Utang Peminjam

Pulihkan Bisnis, Investree Bakal Ganti Manajemen hingga Tagih Utang Peminjam

Whats New
Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Work Smart
APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

BrandzView
Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Whats New
Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com