Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Keuangan Pakistan Mengundurkan Diri di Tengah Krisis Ekonomi

Kompas.com - 26/09/2022, 18:20 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Pakistan Miftah Ismail mengundurkan diri dari jabatannya di tengah krisis ekonomi yang diperparah dengan banjir bandang yang baru melanda negara tersebut.

Miftah Ismail diketahui menjadi menteri keuangan kelima Pakistan yang mengundurkan diri dalam kurun waktu kurang dari empat tahun.

"Saya secara lisan telah mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan. Saya akan mengajukan pengunduran diri resmi setelah mencapai Pakistan," kata dia dilansir dari Aljazeera, Senin (26/9/2022).

Baca juga: RI Incar Perluasan Pasar Ekspor CPO dan Minyak Goreng ke Pakistan

Ia telah membicarakan rencana pengunduran dirinya kepada Perdana menteri Pakistan, Shehbaz Sharif.

Saat ini keduanya masih berada di London dan akan segera kembali ke Pakistan awal pekan depan.

Perekonomian Pakistan telah mengalami goncangan terus menerus. Di sisi lain, defisit transaksi berjalannya telah melebar tajak dan kenaikan inflasi telah memberikan tekanan pada sektor bisnis.

Selain itu, banjir besar juga menambah krisis yang terjadi karena diperkirakan menyebabkan kerusakan mencapai 30 miliar dollar AS dan menewaskan 1.500 orang.

Rencananya, Bank Dunia akan memberikan bantuan kepada Pakistan sebesar 2 miliar dollar AS.

Baca juga: Pasokan Gas Rusia Terhenti, Krisis Energi Eropa Semakin Nyata

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Selatan, Martin Raiser, mengumumkan janji tersebut dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri kunjungan resmi ke Pakistan, Sabtu (24/9/2022).

"Kami sangat sedih dengan hilangnya nyawa dan mata pencaharian akibat banjir yang menghancurkan dan kami bekerja sama dengan pemerintah federal dan provinsi untuk memberikan bantuan segera kepada mereka terkena dampak,” katanya.

Sementara, Bank Dunia sepakat pekan lalu dalam pertemuan dengan Sharif di sela-sela Sidang Umum PBB untuk memberikan bantuan banjir senilai 850 juta dollar AS untuk Pakistan. Angka 2 miliar dollar AS termasuk jumlah itu.

Selama dua bulan terakhir, Pakistan telah mengirim hampir 10.000 dokter, perawat, dan staf medis lainnya untuk merawat para korban selamat di Provinsi Sindh, daerah yang paling parah terkena dampak banjir.

Sebelumnya, Miftah Ismail meyakinkan investor, Pakistan mencari keringanan utang dari kreditur bilateral. Ia menekankan pemerintah tidak akan mencari bantuan dari bank komersial atau kreditor Eurobond.

Baca juga: Dunia Dibayangi Krisis Pangan, RI Dorong ASEAN Bangun Rantai Pasok Berkelanjutan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com