Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Ditargetkan Keluar dari "Middle Income Trap" pada 2043

Kompas.com - 03/11/2022, 14:44 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Ekonomi) menargetkan Indonesia naik kelas menjadi negara maju atau keluar dari middle income trap pada tahun 2043.

Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kemenko Ekonomi Ichsan Zulkarnain mengatakan, target ini mundur dari target sebelumnya yang diharapkan dapat direalisasikan pada 2036-2038.

Pasalnya, pada 2019 Indonesia yang sudah berada di level negara menengah ke atas turun level menjadi negara menengah ke bawah karena mengalami pandemi Covid-19.

Padahal sebelum pandemi, Indonesia sudah bersusah payah berjuang untuk naik kelas menjadi negara menengah atas. Sebab, 20 tahun lamanya Indonesia terjebak di status negara menengah ke bawah.

"Karena adanya pandemi, kami menyesuaikan target kami dan kami memproyeksikan bahwa kami akan keluar dari middle income trap pada tahun 2043," ujarnya dalam Webinar ADB Indonesia Development Talk 8, Kamis (3/11/2022).

Baca juga: Harga Komoditas Melonjak, Perekonomian Indonesia Bagian Timur akan Tumbuh Lebih Tinggi di 2023

Untuk merealisasikan target tersebut, dia bilang, pemerintah akan mengarahkan pembangunan pada 5 komponen utama, yaitu pembangunan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan peraturan, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi.

Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan iklim investasi karena investasi merupakan salah satu instrumen utama untuk melakukan pembangunan.

"Ini juga akan mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia saat proyeksi resesi yang terjadi tahun depan. Jadi investasinya akan digunakan untuk membantu perekonomian dalam negeri," jelasnya.

Baca juga: Banyak Negara Dibayang-bayangi Resesi, Bank Mandiri Pede Perekonomian RI Positif hingga Akhir Tahun

Pada 2023, pemerintah menargetkan investasi yang masuk ke Indonesia sekitar Rp 6.383,1 triliun sampai Rp 6.534,3 triliun agar dapat terus meningkatkan perekonomian di tengah ketidakpastian global.

Lebih rinci, sekitar 82,2-83,6 persen investasi diharapkan berasal dari swasta, sekitar 9,5-9,8 persen investasi berasal dari pemerintah, dan 6,9-8 persen berasal dari perusahaan BUMN.

"Jadi investasinya itu akan fokus pada menciptakan iklim investasi yang positif di Indonesia dan juga investasi strategis di bidang swasta," kata Ichsan.

Adapun upaya pemerintah untuk memancing agar investasi asing masuk ke dalam negeri ialah dengan memperbaiki regulasi, melakukan reformasi struktural, dan memberikan insentif untuk investasi bisnis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com