Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Tukar Rupiah Kembali Ditutup Melemah ke Rp 15.743 Per Dollar AS

Kompas.com - 29/11/2022, 16:26 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot kembali ditutup melemah pada Selasa (29/11/2022) hari ini. Mata uang Garuda masih terpapar sentimen demonstrasi menolak kebijakan lockdown yang terjadi di sejumlah kota besar di China.

Dilansir dari data Bloomberg, pada sesi perdagangan hari ini nilai tukar rupiah ditutup melemah 21 poin atau 0,13 persen ke Rp 15.743 per dollar AS. Nilai tukar rupiah bergerak pada rentang Rp 15.715 - Rp 15.747 per dollar AS hari ini.

Mengacu kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah juga terdepresiasi. Pada hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.737 per dollar AS, lebih tinggi dari Senin (28/11/2022) lalu sebesar Rp 15.729 per dollar AS.

Depresiasi nilai tukar rupiah selaras dengan menguatnya indeks dollar AS. Data Investing menunjukkan, greenback saat ini berada pada kisaran 106,22.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Masih Terpapar Sentimen Demonstrasi di China

Sebelumnya, Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, demonstrasi besar yang terjadi di Negeri Tirai Bambu masih menekan pergerakan nilai tukar rupiah. Pasalnya, aksi demonstrasi itu berpotensi mengganggu perekonomian China.

"Dan berdampak negatif ke perekonomian negara lain yang terkait erat dengan perekonomian China," ujar dia, kepada Kompas.com, Selasa.

Selain itu, Ariston bilang, saat ini permintaan terhadap dollar AS sedang tinggi. Ini sesuai siklus menjelang akhir tahun untuk kegiatan korporasi seperti pembayaran uutang.

"Permintaan yang tinggi sementara suplai tidak bertambah bisa mendorong penguatan dollar AS," katanya.

Baca juga: Imbas Lonjakan Kasus Covid di China, Nilai Tukar Rupiah Kembali Tembus Rp 15.700 per Dollar AS

 


Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dollar AS diperdagangkan lebih kuat terhadap mayoritas mata uang global karena komentar hawkish bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Salah satu pejabat Fed, John Williams, menyatakan, bank sentral perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut, mempertahankan suku bunga pada tahun 2023, dan memangkasnya pada tahun 2024.

"Pejabat Fed lainnya, James Bullard, berkomentar bahwa pasar meremehkan laju kenaikan suku bunga dari Fed. Pernyataan mereka mendorong ekspektasi bahwa Fed dapat mempertahankan laju kenaikan suku bunga pada bulan Desember," ucap Josua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com