Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Lonjakan Kasus Covid di China, Nilai Tukar Rupiah Kembali Tembus Rp 15.700 per Dollar AS

Kompas.com - 21/11/2022, 17:30 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup melemah pada Jumat (21/11/2022) hari ini. Terpantau sejak pembukaan perdagangan, mata uang Garuda terus tertekan.

Melansir data Bloomberg, pada sesi perdagangan hari ini nilai tukar rupiah ditutup melemah 28,5 poin atau 0,18 persen ke Rp 15.713 per dollar AS. Nilai tukar rupiah bergerak pada rentang Rp 15.687 - Rp 15.718 per dollar AS hari ini.

Mengacu kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah juga terdepresiasi. Pada hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.707 per dollar AS, lebih tinggi dari Jumat (18/11/2022) lalu sebesar Rp 15.692 per dollar AS.

Baca juga: Rupiah Diproyeksi Bisa Menguat Lagi Jelang Tutup Tahun 2022, Ini Alasannya

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, koreksi nilai tukar rupiah tidak terlepas dari lonjakan kasus Covid-19 di China. Ini kemudian membuat permintaan terhadap aset safe haven, terutama dollar AS meningkat.

Terpantau hingga sore hari ini indeks dollar AS meningkat sekitar 0,80 persen ke kisaran 107,71. Posisi ini juga sudah meningkat signifikan dari pembukaan perdagangan di kisaran 106,96.

"Dollar AS kembali menguat terhadap terhadap mata uang global termasuk sebagian besar mata uang Asia di tengah melonjaknya kembali kasus Covid di Tiongkok," kata Josua, kepada Kompas.com, Senin.

Baca juga: Ini Faktor-faktor yang Bikin Rupiah Melemah

Lebih lanjut Ia bilang, koreksi rupiah selaras dengan bearish-nya bursa saham Asia. Sebagian besar bursa saham Asia ditutup di zona negatif pada sesi perdagangan hari ini.

Menurutnya, sentimen pengetatan aktivitas ekonomi di China berpotensi dapat membatasi penguatan mata uang Asia termasuk rupiah. Pasalnya, China merupakan mitra dagang utama negara-negara Asia dan berpotensi mendorong penurunan kinerja ekspor.

Baca juga: Rupiah Terdepresiasi Lebih Dalam dari Mata Uang Lain, Gubernur BI: Ojo Dibanding-bandingke

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com