Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Pendapatan Naik, Kerugian GoTo Masih Meningkat

Kompas.com - 21/11/2022, 17:21 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerugian emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), masih meningkat hingga akhir kuartal III-2022. Ini terjadi meskipun pendapatan bersih perusahaan terus tumbuh.

Berdasarkan dokumen laporan keuangan perusahaan, GOTO membukukan rugi bersih sebesar Rp 20,91 triliun hingga akhir September 2022. Kerugian ini meningkat sekitar 70,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 12,25 triliun pada akhir September tahun lalu.

Membengkaknya kerugian GOTO terjadi meskipun pendapatan bersih perusahaan meningkat. Tercatat pendapatan bersih GOTO sebesar Rp 7,97 triliun, meroket 134,07 persen dari Rp 3,40 triliun.

Baca juga: IHSG Sesi I Ditutup Melemah, ARTO, BUKA, dan GOTO Terkoreksi Lebih dari 4 Persen

Namun, pada pos beban terlihat seluruhnya mengalami peningkatan. Pos beban paling tinggi dibukukan oleh beban penjualan dan pemasaran yakni sebesar Rp 11,27 triliun, meningkat lebih dari dua kali lipat dari Rp 4,72 triliun.

Selain itu, beban pokok pendapatan juga meningkat sebesar 52,43 persen secara yoy menjadi Rp 3,85 triliun. Kemudian, beban umum dan administrasi meningkat 67,45 persen secara yoy menjadi Rp 8,62 triliun.

Dengan meningkatnya beban-beban perusahaan, rugi sebelum pajak penghasilan GOTO turut meningkat. Tercatat rugi sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 20,99 triliun, meningkat 71,33 persen secara yoy.

Baca juga: Rhenald Kasali Nilai PHK Karyawan GoTo Tidak Terkait dengan Resesi, Ini Alasannya


Kinerja dinilai masih kuat

Meskipun kerugian perusahaan membengkak, Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo menilai, kinerja perusahaan pada kuartal III masih kuat. Ini tercermin dari meningkatnya pendapatan dan berkurangnya rugi EBITDA yang disesuaikan.

Tercatat pendapatan bruto perusahaan pada periode Juli-September 2022 mencapai Rp 5,89 triliun tumbuh 30 persen secara yoy. Kemudian, rugi EBITDA yang disesuaikan menyusut 10 persen menjadi Rp 3,7 triliun pada kuartal III-2022, dari Rp 4,1 triliun pada kuartal sebelumnya.

"Kami mencatat kinerja kuat di kuartal ketiga, sehingga mempercepat langkah menuju profitabilitas," kata dia, dalam keterangannya, Senin (21/11/2022).

Selain itu, Andra juga menyoroti margin kontribusi perusahaan yang melampaui pedoman perusahaan. Tercatat, rasio margin kontribusi sebagai persentase GTV tumbuh 61 basis poin dibanding kuartal sebelumnya mencapai minus 0,7 persen.

"Dengan margin kontribusi positif di segmen On-Demand Service tercapai pada bulan September, jauh lebih cepat dibandingkan dengan target," ucap Andre.

Baca juga: Kondisi Perekonomian Global yang Tidak Menentu Jadi Pemicu GoTo PHK Karyawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com