Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Risiko Global, Kemenaker Ditantang Atasi Rendahnya Keterampilan dan Kualitas SDM Indonesia

Kompas.com - 10/01/2023, 10:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2022, ada sekitar 54,31 persen angkatan kerja berpendidikan SMP ke bawah.

Kemudian, tingkat pengangguran yang relatif tinggi di perkotaan dengan kelompok usia muda dan pendidikan menengah tinggi.

Tingkat pengangguran di perkotaan mencapai 7,74 persen, tingkat pengangguran pada kelompok usia 15-24 tahun mencapai 20,63 persen, sedangkan tingkat pengangguran lulusan SMA, SMK, Diploma dan Perguruan Tinggi sebesar 7,76 persen.

"Indonesia masih memiliki tantangan yakni besarnya pekerja di sektor informal dan pekerja dengan jenis pekerjaan berketerampilan rendah. Ini juga menjadi tantangan bagi kita untuk meningkatkan kualitas angkatan kerja Indonesia yang masih relatif rendah," ungkapnya, dikutip dari siaran pers Kemenaker, Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Ini 3 Faktor Pendukung Agar SDM Indonesia Bisa Unggul

Selain itu, tantangan digitalisasi juga mengubah permintaan jenis keterampilan di pasar kerja dan hubungan kerja, waktu dan tempat bekerja yang lebih fleksibel.

"Tantangan-tantangan tersebut menjadi semakin berat sehingga banyak yang melihat tahun 2023 adalah tahun yang penuh dengan dinamika," ujar Menaker.

Baca juga: Menaker Sebut Perppu Cipta Kerja untuk Sejahterakan Semua Pihak


Menurut Menaker, meskipun kondisi perekonomian nasional utamanya ketenagakerjaan mulai menunjukkan kebangkitan, masih dihadapkan dengan berbagai tantangan, yakni adanya kondisi ketidakpastian ekonomi global.

Untuk mengantisipasi kompleksitas tantangan ketenagakerjaan pada tahun ini (2023), pihaknya telah menetapkan resolusi dengan memperkuat dan mengembangkan kebijakan pasar tenaga kerja.

"Meskipun fundamental ekonomi Indonesia dipercaya relatif kuat, namun harus bersiap untuk mengatasi risiko yang berpotensi muncul," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com