Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dalam Rakernas Pertanian 2023, Wapres Ma’ruf Amin Berikan 3 Langkah Strategis Penguatan Pangan

Kompas.com - 25/01/2023, 16:41 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengajak Kementerian Pertanian (Kementan) menjalankan program penguatan pangan secara masif melalui beberapa langkah strategis.

Pertama, dia meminta Kementan mengidentifikasi komoditas pangan yang tepat dalam menghadapi krisis pangan dunia serta fokus mendorong pengembangannya.

Kedua, Ma’ruf meminta Kementan mencermati fakta bahwa lahan pertanian semakin menyusut karena alih fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian.

“Hal ini dinilai dapat menjadi ancaman nyata ketahanan pangan apabila tidak dibarengi dengan upaya menggenjot produksi," ucapnya.

Dia mengatakan itu dalam pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2023 bertema "Memperkuat Sektor Pertanian Sebagai Pengendali Inflasi Dalam Menghadapi Krisis Pangan Dunia" di Jakarta, Rabu (25/1/23).

Baca juga: Wapres Minta Kementan Giatkan Diversifikasi Pangan

Untuk langkah ketiga, Ma’ruf meminta Kementan menguatkan program diversifikasi pangan lokal secara masif.

Menurutnya, saat ini masyarakat Indonesia masih tergantung pada beras sebagai sumber makanan pokok.

Untuk itu, dia berharap Kementan menargetkan konsumsi beras turun ke posisi 85 kg per kapita per tahun atau sekitar 92 kg per kapita pada 2020.

Kemudian, Ma’ruf meminta Kementan bersinergi dengan kementerian terkait, pemerintah daerah (pemda) serta berbagai pihak.

“Hal itu dilakukan untuk menyukseskan prioritas pembangunan nasional, seperti korporasi petani dan modernisasi pertanian," ujarnya.

Apresiasi Wapres untuk Kementan

Lebih lanjut, Ma’ruf juga mengapresiasi Kementan dalam mewujudkan pembangunan pertanian pada 2023 sehingga mampu melahirkan sektor pangan yang kuat dan adaptif terhadap tantangan yang semakin beragam.

Baca juga: Cegah ASF, Pemkab Nagekeo Tolak Bantuan Babi dari Kementan

Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menyebutkan, penguatan sektor pertanian diharapkan sekaligus mampu mengendalikan inflasi utamanya pangan guna menghadapi krisis pangan dunia.

"Beban sektor pertanian cukup berat. Sektor ini harus mampu menyediakan pangan bagi lebih dari 275 juta jiwa di Indonesia,” tegasnya.

Dia mengatakan, ketersediaan pangan dan stabilitas harga pangan menjadi persoalan kritikal yang harus senantiasa dikelola dengan baik, seiring dengan meningkatnya tren pertumbuhan penduduk," katanya.

Ma’ruf juga mengapresiasi Kementan karena produksi pangan beberapa tahun terakhir yang mengalami surplus.

Halaman:


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com