Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Modus Penipuan File APK: Berkedok Tukang Paket, Undangan Pernikahan, sampai Tagihan BPJS

Kompas.com - 30/01/2023, 11:39 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Modus penipuan dengan menggunakan file berjenis APK semakin bervariasi kedoknya. Saat awal-awal kemunculan berkedok tukang paket dan tagihan PLN, kini berubah lagi menjadi undangan pernikahan dan tagihan BPJS.

Modus penipuan yang dilakukan via WhatsApp ini umumnya berupa nomor yang tidak dikenal tiba-tiba mengirimkan pesan berupa pengiriman paket, tagihan PLN, tagihan BPJS, atau undangan pernikahan yang disertai dengan file APK.

File APK ini diberi nama sesuai dengan kedok yang sedang dijalankan pelaku. Misalnya, jika berpura-pura sebagai kurir ekspedisi, nama file APK seperti resi paket.apk.

Baca juga: Ciri-ciri Modus Penipuan Sniffing Berkedok Kurir Paket Kirim Foto

Kemudian jika berpura-pura mengirimkan undangan pernikahan maka nama filenya Undangan Pernikahan Digital.apk dan jika kedoknya tagihan PLN atau BPJS nama filenya lembar tagihan.APK atau PLN.apk.

Apapun nama filenya, file APK ini dikirimkan pelaku untuk memancing calon korban agar tergerak untuk mengklik atau membuka file tersebut.

Setelah korban membuka file APK itu, pelaku dapat melancarkan aksinya, yaitu mencuri data pribadi korban terutama data perbankan.

Lantas apa file APK itu?

Dikutip dari pemberitaan sebelumnya, APK merupakan format file yang digunakan untuk menghimpun berbagai elemen guna memasang aplikasi pada Android. Ciri format ini yakni tertera tulisan APK atau .apk pada akhir nama file.

Secara sederhana, APK merupakan format yang mirip dengan format .rar atau .zip yang mengompresi, mengekstrak, atau mengarsip data tertentu menjadi satu kesatuan. Bedanya, APK khusus digunakan untuk instalasi aplikasi Android.

Dosen Ilmu Komputer Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Rosihan Ari Yuana mengatakan, file APK yang dikirim pelaku berisi aplikasi yang dibuat sedemikian rupa oleh pemrogramnya agar dapat mencuri data pada ponsel korban.

"Aplikasi tersebut bisa dibuat dengan tujuan membaca data yang ada di smartphone, termasuk data SMS, data phonebook, bahkan apa yang kita ketik di keyboard smartphone," kata Rosihan,

seperti diberitakan Kompas.com, 8 Desember 2022. Aplikasi dirancang agar tidak terlihat bahwa jebakan itu sudah dipasang di ponsel. Lalu, pelaku akan memanfaatkan data pribadi yang ada di ponsel untuk menguras saldo di m-banking atau e-wallet korban.

"Kalau dia mau menguras saldo rekening, cukup aplikasi dibuat supaya bisa mendapatkan data OTP dari SMS, kemudian username dan password mobile banking yang didapat dari data karakter yang diketikkan di keyboard," ucap Rosihan.

Beberapa waktu lalu, seorang nasabah BRI menjadi korban penipuan ini, mengatasnamakan kurir J&T Express yang akan mengirim paket ke korban dengan mengirimkan sebuah file yang harus diunduh dan diinstall korban.

Hal ini diunggah oleh akun Instagram @evan_neri.tftt yang memposting chat WhatsApp berisi pesan yang berpura-pura ada paket dari sebuah ekspedisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com