Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut ke IMF: Kalian Jangan Macam-macam...

Kompas.com - 20/03/2023, 15:05 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, International Monetary Fund (IMF) mempertanyakan alasan pemerintah melarang ekspor bahan baku mentah seperti nikel dan bauksit.

Hal itu dia sampaikan dalam agenda Digital Government Award SPBE Summit 2023 yang dihelat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Senin (20/3/2023).

"Kemarin hari Jumat lalu (17 Maret 2023), dari IMF datang ke kantor saya. Mempertanyakan mengenai kenapa kita larang apa namanya ekspor raw material itu atau critical mineral. Itu saya sampaikan kepada mereka 'eh lihat saya bilang, kalian di negara-negara maju itu selalu melihat negara berkembang itu seperti di bawah saja lah'," ujarnya secara virtual.

Baca juga: Luhut Optimistis RI Jadi Produsen Baterai Lithium Terbesar di Dunia

"Kalau kami tidak mempunyai nilai tambah ini kapan kami nikmatin (hasil sumberdaya alam)? Kapan rakyat kami, rakyat Indonesia di pedesaan itu di Indonesia Timur akan ada seperti sekarang ini (sejahtera) setelah tujuh tahun, delapan tahun setelah hilirisasi," sambung Luhut.

Luhut yang pernah menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan ini menekankan kepada IMF agar tidak memandang remeh Indonesia. Sebab, kata dia, Indonesia adalah negara besar yang kaya dengan sumber daya alam (SDA).

"Saya jelaskan panjang lebar sama tim IMF itu, mereka akhirnya mengatakan paham bahwa negara Indonesia ini bukan negara ecek-ecek. Saya bilang 'we are great country. Jadi kalian jangan pernah macam-macam sama kami. Mungkin 20 tahun 10 tahun yang lalu kalian bisa lihat kami atau yuk guys look down Indonesia, today you can not do it'," ucap Luhut.

Baca juga: Luhut: Kita Tidak Mau Sekadar Ekspor Listrik Saja ke Singapura, tapi Juga Produksi Panel Surya


Sebelumnya, Luhut mengatakan, Indonesia menarik investasi asing langsung sebesar 45,6 miliar dollar AS pada tahun lalu. Menurut dia, itu merupakan rekor tertinggi baru sejak tahun 2000.

Adapun nilai ekspor industri nikel Indonesia mencapai 33,8 miliar dollar AS pada 2022, di mana 14,3 miliar dollar AS dihasilkan dari ekspor besi dan baja.

"Data tersebut juga saya sampaikan kepada IMF yang mengunjungi kantor saya beberapa hari yang lalu sembari berkata bahwa jika dulu semua bahan mentah kita ekspor secara cuma-cuma, sekarang cukup sudah," ujar Luhut.

Saat ini, lanjut Luhut, Indonesia sudah bisa mengekspor besi dan baja, bukan bijih nikel lagi sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor bijih nikel. Begitu pula dengan timah, bauksit, tembaga, dan lainnya akan dilakukan hal yang sama.

Baca juga: Tak Cuma Hyundai dan Wuling, Luhut Sebut Semua Produsen Bisa Dapat Subsidi Mobil Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com