Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Mampu Bangkit, IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Perdagangan

Kompas.com - 05/04/2023, 09:31 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (5/4/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.04 WIB, IHSG berada pada level 6.821,24 atau turun 11,9 poin (0,17 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.833,17.

Sebanyak 163 saham melaju di zona hijau dan 182 saham di zona merah. Sedangkan 220 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 529,4 miliar dengan volume 1,19 miliar saham.

Baca juga: Resmi Stock Split, Kini Saham Bank Mandiri Diperdagangkan di Kisaran Rp 5.200

Bursa Asia mixed dengan penurunan Nikkei 1,26 persen. Sementara itu, Strait Times menguat 0,44 persen. Wall Street pada penutupan perdagangan Selasa merah, di mana Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan index acuan saham teknologi Nasdaq kompak turun 0,5 persen.

Sebelumnya, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pergerakan IHSG menjelang hari libur terlihat masih betah berada dalam rentang konsolidasi wajar, sedangkan peluang IHSG untuk menembus resisten level terdekat masih cukup besar, namun peluang tekanan masih harus diwaspadai.

“Saat ini iHSG masih ditopang oleh beberapa faktor di antaranya masih tercatatnya capital inflow secara ytd dan stabilnya perekonomian dalam negeri yang terlihat dari data yang telah terlansir, sehingga peluang koreksi masih dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian terutama bagi investor jangka panjang,” kata William Surya Wijaya dalam analisisnya.

Baca juga: 5 Tips Cuan Trading Saham, Bisa untuk THR Lebaran

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini juga melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.07 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.942 per dollar AS, atau turun 44 poin (0,3 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.898 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun mengalami pelemahan, rupiah masih berada dalam tren bullish. Sentimen rupiah muncul dari rilis data ekonomi AS, yang diperkirakan akan menahan kenaikan suku bunga acuannya dalam waktu dekat bahkan memunculkan ekspektasi bahwa suku bunga acuan AS akan dipangkas di akhir tahun.

Sementara itu, data Lowongan pekerjaan AS bulan Februari menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, dan data pesanan pabrik bulan Februari masih dalam fase penurunan seperti bulan sebelumnya. Sementara data inflasi Indonesia bulan Maret yang stabil memberikan sentimen positif untuk rupiah.

“Rupiah masih berpotensi menguat hari ini terhadap dollar AS. Potensi penguatan ke arah Rp 14.850 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.000 per dollar AS,” ungkap Ariston.

Baca juga: IHSG Bakal Menguat Hari Ini? Simak Rekomendasi Sahamnya

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com