Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Prospek Saham PGEO

Kompas.com - 14/04/2023, 12:30 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk telah resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 Februari lalu. Sejak melantai di bursa efek, harga saham PGEO cenderung mengalami penurunan harga.

Pada penutupan perdagangan Kamis (13/4/2023) kemarin, harga saham PGEO berada di level Rp 720. Harga itu sudah jauh meninggalkan level IPO, yakni sebesar Rp 875 per saham.

Dengan tren bearish yang dialami, apakah saham PGEO masih menarik untuk dikoleksi? Bagaimana prospek saham anak usaha PT Pertamina (Persero) itu?

Baca juga: Capex 2023 PGEO Meroket 316 Persen Jadi Rp 3,8 Triliun, Untuk Apa Saja?

Bahana Sekuritas dalam risetnya menyebutkan, PGEO merupakan perusahaan renewable energy terbesar di bursa saham Indonesia dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 27 triliun dan kapasitas terpasang sebanyak 672 megawatt.

Sementara, jika digabungkan dengan joint operating contracts sebanyak 1,205MW, PGEO bahkan menjadi perusahaan geothermal terbesar di Indonesia maupun global dengan total kapasitas 1,877 megawatt.

Sebagai pemasok energi listrik ke PLN dengan rata-rata periode kontrak lebih dari 20 tahun, PGEO diyakini akan dapat mencatat kinerja stabil, tulis analis Bahana tersebut. Mereka memperkirakan rata-rata pertumbuhan laba bersih PGEO sebesar 7,3 persen per tahun dalam kurun waktu 2023-2025 dengan kenaikan rata-rata harga jual setidaknya 2 persen per tahun.

Baca juga: Hingga 2027, PGEO Siapkan Rp 24,2 Triliun untuk Kembangkan Proyek EBT

Selain itu, Bahana Sekuritas memproyeksi, pendapatan PGEO akan tumbuh stabil di kisaran 7,5 persen hingga 2025. Dengan berbagai proyeksi tersebut, Bahana Sekuritas menyematkan rekomendasi beli terhadap saham PGEO dengan target harga Rp 1,090.

Sebagai informasi, PGEO mencetak laba bersih sebesar 127,3 juta dollar AS sepanjang 2022. Realisasi itu melesat 49,7 persen dari tahun sebelumnya sebesar 85 juta dollar AS.

Perolehan laba bersih itu ditopang pendapatan usaha perusahaan yang mencapai 386,07 juta dollar AS, lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 368,82 juta dollar AS.

Baca juga: Saham PGEO Terus Tertekan, Energy Watch: Geothermal Itu Bisnis Jangka Panjang

 


Sementara itu, Global Markets Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, PGEO berpotensi sangat besar untuk terus berekspansi. Belum lagi potensi bisnis carbon credit yang juga cukup besar kedepannya.

"Itu semua dapat menjaga sustainabilitas perseroan dalam mencetak profit dengan pertumbuhan yang kuat ke depan," ucap Myrdal, dalam keterangan yang diterima diterima Kompas.com.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com