Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Anjlok Hampir 4 Persen Dipic Kekhawatiran Resesi AS

Kompas.com - 27/04/2023, 10:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia anjlok hampir 4 persen pada akhir perdagangan Rabu (26/4/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB, melanjutkan pelemahan hari sebelumnya yang turun 2 persen.

Harga minyak dunia anjlok dipicu kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi ekonomi Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent turun 3,8 persen atau 3,08 dollar AS menjadi sebesar 77,69 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 3,6 persen atau 2,77 dollar AS menjadi sebesar 74,30 dollar AS per barrel.

Harga minyak kembali ke level sebelum Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau OPEC+ mengumumkan pemangkasan produksi pada April lalu.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun 2 Persen Dipicu Kekhawatiran Resesi dan Penguatan Dollar AS

Saat OPEC+ memutuskan mengurangi produksinya sebanyak 1,16 juta barel per hari (bpd) mulai Mei mendatang, harga minyak dunia sempat melonjak.

Namun kini harga minyak mentah terus merosot karena kekhawatiran ekonomi yang berkepanjangan dan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut yang dapat membatasi pertumbuhan permintaan bahan bakar.

Kekhawatiran ekonomi tercermin dari indeks keyakinan konsumen AS di April 2023 turun ke level terendah dalam sembilan bulan, menjadi sebesar 101,3 dari sebelumnya 104 di Maret 2023.

Indeks manufaktur Fed Philadelphia pun merosot ke negatif 31,3 pada April 2023 dari negatif 23,2 di bulan sebelumnya. Data ini menunjukkan adanya penurunan aktivitas pabrik yang jauh lebih rendah.

“(Data) ini akan menambah kepercayaan pada klaim bahwa ekonomi AS semakin mendekati resesi,” ujar Stephen Brennock dari PVM Oil.

Baca juga: China Masuk Musim Liburan, Harga Minyak Dunia Naik

 


Investor juga khawatir dengan potensi kenaikan suku bunga oleh bank-bank sentral untuk menekan inflasi, namun berdampak pada perlambatan ekonomi dan pengurangan permintaan terhadap energi di AS, Inggris, dan Uni Eropa.

Pasar memproyeksi bank sentral AS atau Federal Reserve, Bank of England, dan Bank Sentral Eropa akan menaikkan suku bunga pada pertemuan mendatang.

Kekhawatiran ekonomi tersebut tak mampu mengalahkan sentimen dari data Administrasi Informasi Energi (EIA) yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 5,1 juta barrel pada pekan lalu menjadi sebanyak 460,9 juta barrel. Angka penurunan itu jauh melebihi perkiraan analis sebesar 1,5 juta barrel.

Tak hanya minyak mentah, stok bensin dan sulingan AS juga masing-masing turun 2,4 juta barrel menjadi 221,1 juta barel dan jatuh hampir 600.000 barel menjadi 111,5 juta barel.

"Pasar tampaknya lebih fokus pada resesi yang mungkin sedang berlangsung daripada beberapa statistik EIA saat ini yang secara umum cenderung bullish," ujad Jim Ritterbusch, Konsultan Ritterbusch and Associates.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com