Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Menguat di Tengah Penantian Data Inflasi AS

Kompas.com - 10/05/2023, 10:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia menguat pada akhir perdagangan Selasa (9/5/2023) waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia, melanjutkan penguatan tipis dari perdagangan hari sebelumnya.

Penguatan ini dikarenakan investor mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi dan menyiapkan diri untuk rilis inflasi Amerika Serikat (AS) yang bakal mempengaruhi kebijakan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) ke depannya.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi di level 2.034,43 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 0,4 persen ke level 2.042,20 dollar AS per ons.

Baca juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Pasar ekuitas jatuh karena kekhawatiran tentang pemulihan permintaan domestik China setelah data perdagangan negara tersebut melamah, serta masih buntunya terkait konflik plafon utang AS.

"Ini akan menjadi hari risk-off karena pasar menunggu data indeks harga konsumen (IHK) AS yang rilis Rabu ini," ujar Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures Phillip Streible.

Jika data IHK menunjukkan ada kenaikan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, maka The Fed berpotensi menaikkan lagi suku bunga acuannya.

Baca juga: Cara Investasi Emas di Pegadaian dan Untung Ruginya


Menurut CME FedWatch, saat ini pasar memperkirakan peluang sekitar 82 persen untuk The Fed mempertahankan suku bunganya pada pertemuan Juni, dan peluang sekitar 33 persen unruk penurunan suku bunga di Juli.

FedWatch merupakan alat yang menjadi barometer bagi pelaku pasar untuk mengukur ekspektasi perubahan kebijakan The Fed jelang pertemuan FOMC.

Emas sendiri dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, namun emas juga sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga.

Ketika suku bunga naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Baca juga: Investasi Emas Fisik Vs Emas Digital, Pilih Mana?

Gubernur Fed Philip Jefferson mengatakan, ekonomi AS melambat secara "tertib" yang memungkinkan inflasi menurun bahkan ketika pertumbuhan terus berlanjut.

Sementara Kepala Fed New York John Williams mengatakan, inflasi masih terlalu tinggi, tetapi kredit yang lebih ketat akan memperlambat ekonomi.

Dalam catatannya, Analis Commerzbank Carsten Fritsch mengatakan, bagaimanapun tidak ada ruang bagi The Fed untuk menerapkan penurunan suku bunga tahun ini.

Investor juga memantau perkembangan di sektor perbankan AS setelah survei The Fed yang dirilis pada Senin menunjukkan bank memperketat standar kredit selama bulan pertama tahun ini.

Baca juga: Simak 4 Tips Investasi Emas untuk Investor Pemula

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com