Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/05/2023, 08:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com – Banyak pencari kerja percaya bahwa resume dan keterampilan saja sudah cukup untuk wawancara kerja. Tapi, menurut founder and CEO of Workhap Sho Dewan, hal ini tidak cukup, dan proses perekrutan sebenarnya jauh lebih subyektif daripada yang kamu pikirkan.

“Saya telah membantu ribuan orang mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi, inilah kebenaran tentang siapa yang benar-benar dipekerjakan saat wawancara kerja,” kata Dewan mengutip CNBC, Rabu (10/5/2023).

Dewan mengatakan, dirinya menghabiskan lebih dari lima tahun bekerja di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), perekrutan sebelum menjadi CEO, hingga memulai Workhap, bisnis pembinaan karir.

Baca juga: 10 Hal yang Wajib Diperhatikan dalam Wawancara Kerja

“Sering sekali ini bukan tentang pengalaman kamu, dan lebih banyak tentang bagaimana kamu membuat manajer perekrutan merasa (berkesan) selama dan setelah wawancara kerja,” kata Dewan.

Dia mengungkapkan, kompatibilitas dan koneksi pribadi dibangun dapat membuat dan juga menghancurkan peluangmu untuk bekerja dengan gaji tinggi. Jadi, jika kamu terus-menerus mendapatkan wawancara tetapi tidak ada tawaran pekerjaan, inilah saran terbaik dari Dewan:

1. Bersikap profesional dan seimbang

Kamu harus menganggap rapat itu serius dan bersikap profesional. Tapi ingat bahwa wawancara kerja juga bisa membuat stres bagi pemberi kerja. Untuk memudahkan, fokuslah untuk mengembangkan hubungan yang baik.

Baca juga: 7 Tips Hadapi Wawancara Kerja


Seorang bos menginginkan seseorang yang dapat melakukan pekerjaan, tetapi mereka juga menginginkan anggota tim yang membuat mereka merasa nyaman. Pada akhirnya, mereka lebih suka dengan seseorang yang menurut mereka akan mereka nikmati selama delapan jam sehari daripada kandidat yang lebih berpengalaman.

“Untuk mengurangi kegugupanmu, cobalah melihat wawancara sebagai interaksi sehari-hari yang biasa, seperti saat kamu sedang berbicara dengan teman baru. Temukan keseimbangan antara merasa percaya diri dan merasa sombong,” kata Dewan.

2. Jangan memberikan jawaban datar

Tidak semua wawancara dimulai dengan "Ceritakan tentang diri kamu". Banyak dari mereka dimulai dengan "Bagaimana harimu?" atau "Bagaimana kabarmu?" Ini adalah kesempatan kamu untuk menunjukkan kepribadian kamu yang sesungguhnya.

Baca juga: Tips Menjawab Pertanyaan Wawancara Kerja soal Kelemahan Diri

Kebanyakan orang akan menjawab dengan anggukan dan berkata, "Saya baik-baik saja, terima kasih." Tapi kamu perlu mendorong untuk berbagi cerita tentang harimu. Mungkin kamu akan pergi ke gym pagi ini dan bersiap untuk maraton pertama. Atau kamu baru saja mendengarkan podcast informatif yang kamu sukai (poin bonus: kirimkan tautannya setelah wawancara, itu akan membuat kamu lebih berkesan).

Cara kamu berbicara juga penting. Jika kamu memancarkan kepositifan dan antusiasme, energi baik itu akan ditransfer ke pewawancara. Ini sering kali merupakan saus rahasia untuk menonjol.

3. Ucapkan terima kasih

Selalu kirim email "terima kasih" setelah wawancara, idealnya pada hari atau hari berikutnya. Pertahankan agar tetap positif dan singkat. Ingatkan mereka tentang apa yang kamu diskusikan dan ulangi ketertarikan kamu pada peran tersebut.

Baca juga: Tips Menjawab Pertanyaan Saat Wawancara Kerja

Jika kamu kesulitan menemukan sesuatu, lihat kembali deskripsi pekerjaan. Lihatlah istilah-istilah kunci di bagian tanggung jawab dan keterampilan yang dibutuhkan, dan masukkan ke dalam catatan kamu secara organik.

“Gerakan ini mempersonalisasi interaksi kamu dengan manajer perekrutan. Tidak hanya menunjukkan penghargaan yang kamu peroleh, tetapi juga memperkuat minat kamu pada pekerjaan dan perusahaan,” kata dia.

Baca juga: Pertanyaan Jebakan HRD Saat Wawancara Kerja dan Tips Menjawabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com