Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Keuangan Negara G7 Peringatkan Ketidakpastian Ekonomi Global Makin Kuat, Ini Pemicunya

Kompas.com - 15/05/2023, 07:34 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri keuangan dan bank sentral negara-negara yang tergabung dalam Group of Seven atau G7 menyatakan, ketidakpastian ekonomi global semakin meningkat. Pernyataan ini merupakan hasil dari pertemuan selama tiga hari para pemimpin keuangan negara G7.

Buntunya pembahasan peningkatan batas atas utang atau debt ceiling Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu alasan utama G7 menilai ketidakpastian global masih berlanjut.

Pertemuan yang digelar di Niigata, Jepang, dibayang-bayangi oleh kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian AS, yang diyakini menimbulkan efek rembetan ke negara lain.

Baca juga: OJK: Sektor Keuangan Syariah Tangguh Hadapi Ketidakpastian Ekonomi

Selain itu, dampak dari konflik Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan juga menjadi sorotan G7. Tingkat inflasi tinggi masih dirasakan oleh sejumlah negara, meskipun bank sentral telah agresif mengerek suku bunga acuannya.

"Kita harus tetap waspada dan tetap gesit serta fleksibel dalam kebijakan ekonomi makro kita di tengah meningkatnya ketidakpastian tentang prospek ekonomi global," tulis para pemimpin keuangan G7, dalam keterangan resmi, dikutip dari CNBC, Senin (15/5/2023).

Namun demikian, dalam pernyataan resmi itu tidak disinggung pembahasan peningkatan debt ceiling AS yang belum menemukan titik terang. Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengakui, pembahasan terkait isu tersebut menjadi sangat sulit, namun Ia masih berarap adanya resolusi.

Baca juga: Geger Malapetaka Ekonomi Global jika Amerika Serikat Gagal Bayar Utang per 1 Juni 2023

 


Sementara itu, Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki menyebutkan, isu terkait debt ceiling di AS sebenarnya dibahas sesi makan malam Kamis (11/5/2023). Akan tetapi, iaa enggan memberikan penjelasan detail terkait pembahasan itu.

Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt bilang, apabila pemerintah AS gagal mencapai kesepakatan untuk mengerek batas atas utangnya akan menjadi sangat mengecewakan. Pasalnya, hal itu akan berdampak terhadap perekonomian AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com