Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Curhat" Pedagang Warteg Saat Harga Telur "Melambung": Kalau Harga Menu Ikut Naik, Pembeli Lari...

Kompas.com - 26/05/2023, 07:48 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang warteg, penjual nasi padang, hingga penjual eceran telur mengeluhkan mahalnya harga telur yang sudah terjadi sejak sebulan yang lalu.

Pedagang Nasi Warteg di daerah Cikini Aisyah mengatakan, dia membeli telur Rp 34.000 per kilogram. Lantaran takut para langgananya kabur, Aisyah mengaku tidak mengubah atau menaikkan harga menu telur yang dijualnya meski harga telur sendiri pun sudah mahal.

"Telur mahal di Rp 34.000 belinya. Kalau jual di warteg jualnya Rp 5.000 satu butir, kalau sama nasi dan sayur Rp 10.000. Kalau harga (makanan) enggak bisa dinaikin, kalau dinaikin nanti langganan pada kabur," ujar Aisyah saat ditemui Kompas.com, Kamis (25/5/2023) .

Untuk keuntungannya sendiri, Aisyah mengaku, meraup tak sampai Rp 1.000. "Yasudahlah walaupun untungnya dikit tetep jual. Sekarang cukup buat makan doang, enggak nyampe Rp 1.000 untungnya," kata Aisyah.

Baca juga: Pedagang Pasar Ungkap Penyebab Harga Telur Tembus Rp 40.000 Per Kilogram

Hal ini juga dirasakan oleh Yanti, pedagang nasi padang. Dia mengaku, membeli telur di harga Rp 34.000 per kilogram.

Dia juga serupa yang tak menaikan harga dagangannya lantaran takut sepi penjualan. Bahkan dia merasa tak masalah jika memang harus merugi ketika jualannya sepi.

"Kalau sepi yah nombok, untung juga dikit. Cuma bisa makan ajalah. Apalagi kalau mau naikan harga, enggak akan, takut," kata Yanti.

Baca juga: Harga Telur di AS Melambung, gara-gara Produsen Ambil Untung?

Sementara itu dari sisi pedagang, Arif salah satu pedagang di Slipi mengatakan, dirinya mau tak mau menaikan harga telurnya di harga Rp 33.000 per kilogram.

Hal itu dia lakukan lantara harga telur yang dia beli dari distributor pertama saja sudah mahal yakni Rp 32.000 per kilogram.

"Padahal sebelum Lebaran itu Rp 28.000 paling mahal Rp 30.000 per kilogram. Sekarang, tembus Rp 32.000. Yah harus jual Rp 33.000, untung dikit," kata Arif.

Arif mengaku meskipun mahal dia belum merasakan penurunan pembeli. Sebab, masyarakat tidak memiliki opsi lain khusus untuk telur. "Belum, masih dibeli sih," ucapnya singkat.

Baca juga: Subsidi Jagung Dinilai Tidak Akan Menyelesaikan Masalah Kenaikan Harga Telur

Harga pakan ternak jadi biang kerok telur mahal

Adapun kondisi harga telur berdasarkan Panel Harga Pangan per 21 Mei 2023, secara rata-rata nasional berada di Rp 31.276 per kilogram.

Sementara itu, untuk harga per Kabupaten/Kota, kondisi harga telur terpantau beragam dan dinamis. Harga telur di bawah Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) Rp 27.000 per kilogram terdapat di 66 kabupaten/kota atau 14,44 persen, sedangkan harga telur yang terpaut sedikit di atas HAP atau di kisaran Rp 27.001 per kilogram sampai dengan Rp 29.999 per kilogram terdapat di 84 Kabupaten/kota.

Baca juga: 2 Kali Jadi Presiden, Jokowi Janjikan Swasembada Jagung, Realisasinya?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com