Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Digital Masuk Daftar 10 Bank Terbaik Indonesia Versi Forbes

Kompas.com - 19/06/2023, 14:35 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Majalah finansial asal Amerika Serikat (AS), Forbes, merilis daftar bank terbaik di berbagai negara. Dalam daftar 10 bank terbaik di Indonesia, terdapat 2 bank yang merupakan bank digital, yakni PT Bank Jago Tbk dan PT Bank Neo Commerce Tbk.

Global Head of Business Services LatentView Analytics Parijat Banerjee mengatakan, bank yang menyediakan layanannya secara daring atau online menjadi bank terbaik di banyak negara. Hal ini mencerminkan dampak pandemi terhadap kebiasaan nasabah untuk bertransaksi secara digital.

"Selama dua tahun terakhir, perbankan secara cepat mengadopsi teknologi digital yang membuat nasabah menikmati pengalaman (perbankan) yang lebih andal, cepat, dan personal. Ini diperlukan untuk menarik nasabah milenial dan generasi Z," ujar dia dikutip dari laman resmi Forbes, Senin (19/6/2023).

Baca juga: Bank Digital di Indonesia Makin Ramai, Siapa yang Modalnya Paling Kuat?

Banerjee melihat bank membutuhkan lebih banyak usaha daripada sekadar menawarkan suku bunga yang bagus untuk menarik nasabah pada 2023. Bank dinilai harus menawarkan layanan dengan berbagai kanal, baik secara daring maupun luring, untuk memperoleh kepercayaan dan basis nasabah.

Dengan melihat pertimbangan tersebut, 2 bank digital Indonesia, yakni Bank Jago dan BNC berhasil masuk dalam daftar 10 bank terbaik Tanah Air. Adapun Bank Jago menempati peringkat ke-3 dan BNC peringkat ke-9.

Kinerja Bank Jago

Tahun ini menjadi tahun kedua Bank Jago memasuki daftar 10 bank terbaik di Indonesia. Kembali masuknya Bank Jago ke daftar tersebut seiring dengan kinerja perusahaan yang terus tumbuh.

Baca juga: Strategi 4 Bank Digital Genjot Jumlah Nasabah

 

Dari sisi akuisisi nasabah, hingga akhir kuartal I-2023 Bank Jago telah memperoleh 7,5 juta nasabah, termasuk lebih dari 5,8 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Pertumbuhan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 120 persen secara tahunan atau menjadi sebesar Rp 9,28 triliun.

Pertumbuhan DPK itu utamanya didorong oleh pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 158 persen dari Rp 2,29 triliun pada kuartal I-2022 menjadi Rp 5,92 triliun pada kuartal I-2023. Pertumbuhan tersebut mendorong porsi CASA terhadap DPK mencapai 64 persen per akhir Maret lalu.

Sementara penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago mencapai Rp 10,84 triliun atau tumbuh 76 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini merupakan hasil dari strategi kolaborasi pembiayaan bersama berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.

Baca juga: Masih Anak Bawang, Ini Strategi Superbank Bersaing di Industri Bank Digital

Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan Bank Jago Tjit Siat Fun menilai, melalui Aplikasi Jago perusahaan dapat memfasilitasi berbagai kebutuhan nasabah. Hal ini kemudian mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan yang berkelanjutan.

"Dengan mengadopsi teknologi termutakhir, Jago App dirancang secara khusus dengan prinsip lifecentric agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu, termasuk dalam mengelola keuangan secara mudah, inovatif, dan kolaboratif," tuturnya.

Kinerja BNC

BNC juga mencatatkan kinerja yang positif hingga kuartal pertama tahun ini. Hal ini terefleksikan dari penyaluran kredit perusahaan yang melesat 127,02 persen menjadi Rp 10,91 triliun.

Pertumbuhan kredit itu didukung oleh perolehan DPK perusahaan sebesar Rp 14,75 triliun. Nilai ini tumbuh 52,87 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 9,32 triliun.

Baca juga: Menimbang Dampak Kenaikan Suku Bunga Acuan ke Bank Digital

Seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) BNC tumbuh 249,43 persen secara tahunan menjadi Rp 691,60 miliar. Kenaikkan itu juga ditopang oleh margin bunga bersih atau neti interest income (NIM) perusahaan yang meningkat menjadi 16,14 persen.

Bank dengan kode saham BBYB itu berhasil memangkas rasio beban operasional. Tercatat rasio beban operasional perusahaan hingga akhir Maret 2023 sebesar 106,74 persen, lebih rendah 85,6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 192,34 persen.

Dengan berbagai realisasi tersebut, BNC mampu memangkas nilai kerugian perusahaan dari Rp 413,86 miliar, menjadi Rp 68,3 miliar pada triwulan I-2023.

Baca juga: Kinerja di 2022 Kurang Menggembirakan, Bagaimana Prospek Saham Bank Digital di 2023?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com