Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keramik Impor dari China Banjiri RI, Kemenperin Minta Pengusaha Lokal Agresif Ekspor

Kompas.com - 19/06/2023, 13:16 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif meminta, pengusaha keramik lokal untuk lebih agresif melakukan ekapor agar mampu bersaing dengan produk keramik negara lain.

Hal tersebut disampaikan Febri menanggapi produk keramik impor dari China membanjiri pasar Indonesia.

"Kita mendukung asosiasi (ASAKI) agar lebih agresif untuk menembus pasar ekspor ke negara-negara yang berpeluang menjadi pasar yang berkelanjutan bagi produk-produk keramik dan pendukungnya," kata Febri saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/6/2023).

Baca juga: Ironi Indonesia, Warganya Penggila Tempe, tapi Kedelainya Impor

Febri mengatakan, pihaknya mendorong penguasaha lokal untuk meningkatkan produksi keramik dari 551 juta meter persegi menjadi 625 juta meter persegi.

Ia mengatakan, pemerintah juga menerbitkan regulasi untuk menjaga keberlangsungan iklim usaha, salah satunya melalui kebijakan insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).

"Salah satu kebijakan tersebut adalah insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri pada harga USD6/ MMBTU (industri keramik merupakan salah satu penerimanya)," ujarnya.

Lebih lanjut, Febri mendorong pengusaha keramik lokal untuk mempercepat sertifikasi produk-produk keramik nasional dan menerapkan prinsip industri hijau dengan proses produksi yang ramah lingkungan.

"Dan regulasi TKDN, termasuk regulasi penjumahan nilai bobot Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40 persen," ucap dia.

Baca juga: Keramik Impor China Banjiri Indonesia

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, saat ini, produk keramik impor dari China membanjiri pasar domestik di Tanah Air.

Ia mengatakan, Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) mengeluhkan hal tersebut, sebab, dinilai mengganggu produksi industri keramik dalam negeri.

"Asosiasi Keramik juga menyampaikan poin yang ingin saya sampaikan yaitu, produk keramik impor khususnya dari China yang semakin membanjiri pasar domestik, di saat permintaan keramik di pasar global menurun," kata Agus dalam pembukaan rapat kerja Kemenperin di Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Jakarta, Jumat (16/6/2023).

Agus mengatakan, industri keramik Indonesia dalam beberapa bulan lalu mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

Ia mengatakan, tingkat produksi industri keramik selama kuartal I-2023 mencapai 75 persen.

"Namun, ini menurun dibandingkan pada tahun lalu yang utilitasnya sebesar 78 persen. Ini tren yang harus kita cermati," ujarnya.

Baca juga: Tren Impor Gandum, Gula, Sayur dan Buah Terus Meroket, Mendag: Harus Dikendalikan

 


Agus melanjutkan, Asosiasi Aneka Keramik Indonesia menyebutkan bahwa kondisi pasar domestik masih rendah.

Hal ini, kata dia, disebabkan adanya inflasi dan rendahnya daya beli masyarakat.

"Daya beli masyarakat turun sejak kenaikan BBM di kuartal III dan masih terus berlangsung saat ini," tuturnya.

Lebih lanjut, Agus mengatakan, produk keramik dari China sudah membanjiri pasar Eropa, Meksiko, dan Timur Tengah sehingga tak heran Indonesia juga menjadi target pemasaran.

Baca juga: Menperin Kumpulkan Pejabat Kemenperin, Ada Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com