Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapasitas Pelabuhan Belawan Mau Ditingkatkan, Kirim Kargo Tak Perlu Mampir di Singapura-Malaysia

Kompas.com - 23/06/2023, 17:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelabuhan Belawan di Medan, Sumatra Utara (Sumut) bakal diperbesar kapasitasnya. Nantinya, pengiriman kargo melalui Pelabuhan Belawan ke berbagai negara bisa dilakukan secara langsung, tanpa melalui hub di Malaysia atau Singapura.

Peningkatan kapasitas Pelabuhan Belawan ini akan dilakukan PT Pelindo (Persero) bersama konsorsium DP World-Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Adapun DP World merupakan perusahaan logistik asal Uni Emirat Arab (UEA).

Kerja sama tersebut berbentuk pengelolaan pelabuhan antara Pelindo dan DP World. Sementara INA berperan mencari dan menampung dana investasi, serta mencari tenaga ahli pelabuhan.

Melalui kerja sama itu, kapasitas Pelabuhan Belawan akan ditingkatkan dari saat ini sebesar 700.000 TEUS menjadi 1,4 juta TEUS dalam kurun waktu 8-9 tahun.

Baca juga: UEA Akan Investasi Rp 5,96 Triliun untuk Pengembangan Pelabuhan Belawan

Ketua Dewan Direktur INA, Ridha D. M. Wirakusumah mengatakan, dengan kapasitas yang meningkat, maka Pelabuhan Belawan tak perlu lagi menjadi feeder. Maka pengiriman kargo dari pelabuhan ini tak perlu mampir ke hub di Singapura, atau Pelabuhan Tanjung Pelepas di Malaysia.

"Kita saat ini feeder untuk Tanjung Pelepas, feeder untuk Singapura. DP World bilang sama kita, ngapain kita lempar ke negara tetangga? Kalau bisa langsung saja. Itu akan difasilitasi DP World," ujarnya dalam acara penandatanganan kerja sama antara Pelindo dan Konsorsium INA-DP World di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (23/6/2023).

Untuk diketahui, pelabuhan feeder atau pengumpan adalah pelabuhan yang melayani kapal-kapal kecil yang mendukung pelabuhan utama atau hub.

Sementara pelabuhan hub (internasional hub) adalah pelabuhan utama primer yang berfungsi melayani kegiatan dan alih muatan angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar.

Jangkauan pelayaran pelabuhan hub juga sangat luas, dan merupakan simpul dalam jaringan transportasi laut internasional.

Baca juga: Dongkrak Daya Saing, Pelindo Siapkan Pelayaran Direct Call Belawan-India

Sementara itu, CEO DP World, Sultan Ahmed bin Sulayem mengatakan, melalui kerja sama ini maka akan memperluas jangkauan logistik Indonesia. Dia pun menargetkan kargo dari Pelabuhan Belawan bisa langsung dikirim ke kawasan Pasifik, Australia, Selandia Baru, Eropa, atau kawasan Asia Timur.

"Dengan kesempatan ini, kami akan menggandakan Belawan menjadi lebih dari 1,4 juta TEUS dari kapasitas saat ini," kata dia.

Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono menambahkan, kerja sama Pelindo dan DP World akan berlangsung selama 50 tahun. Investasi DP World pada kerja sama ini sebesar 400 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,96 triliun (asumsi kurs Rp 14.900 per dollar AS).

"Kerja sama ini adalah untuk operasikan kontainer terminal di Belawan, itu yang dikerjasamakan selama 30+20 tahun, kapasitasnya saat ini akan dikembangkan sampai dengan 1,4 juta (TEUS)," ucap Arif.

Baca juga: Kuartal I 2020, Kinerja Bongkar Muat di Terminal Peti Kemas Belawan Meningkat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com