Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Pengusaha PO soal Video Sopir Bus Pilih Hilangkan Nyawa Penumpang Mobil Kecil

Kompas.com - 28/06/2023, 06:03 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu ramai video di media sosial memperlihatkan sopir bus mengatakan lebih baik menghilangkan nyawa penumpang satu mobil ketimbang nyawa penumpang bus.

Pernyataan tersebut sontak memantik amarah warganet yang menontonnya lantaran sopir bus terkesan menyepelekan nyawa pengendara lain di jalan.

Dalam cuplikan video yang beredar, sopir bus berkata demikian setelah ditegur oleh penumpang mobil yang kendaraannya dipepet oleh bus tersebut.

"Hati2 kalo di jalan mobil kamu dipepet bus. Karena motto mereka supir bus said: lebih baik hilang 1 nyawa mobil pribadi," tulis narasi yang ada di video berdurasi 12 detik itu.

Baca juga: Viral, Video Sopir Bus Bilang Pilih Hilangkan Nyawa Penumpang Mobil Kecil

Namun hingga kini tidak jelas kapan dan di mana kejadian ini terjadi. Begitu pun terkait asal perusahaan sopir bus tersebut.

Berdasarkan keterangan warganet yang mengomentari video ini, pendapat yang dilontarkan sopir bus itu lazim di kalangan sopir bus dan truk atau tronton. Benarkah demikian?

Menanggapi video viral tersebut, Direktur Utama Perusahaan Otobus (PO) Siliwangi Antar Nusa (SAN) Kurnia Lesani Adnan menegaskan tidak ada yang menganjurkan untuk menghilangkan nyawa penumpang kendaraan lain demi menyelamatkan penumpang bus.

"Yang pasti tidak ada anjuran untuk 'mengorbankan' siapa pun di jalan," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (26/6/2023).

Baca juga: Viral Video Sopir Bus Pilih Hilangkan Nyawa Penumpang Mobil, Kemenhub Minta Perusahaan Beri Sanksi Tegas

Menurutnya, sopir bus yang ada di video tersebut tidak sungguh-sungguh mengatakan hal tersebut. Dia menilai perkataan sopir bus hanyalah sebagai analogi dari kondisi yang sedang dialami.

"Kalau saya mencermati perdebatan yang terjadi ini si pengemudi mungkin ingin menganalogikan kondisi yang mereka alami namun kalimatnya tidak tepat," ucapnya.

Meski demikian, dia tetap tidak membenarkan kalimat yang dilontarkan sopir bus dalam video tersebut.

Namun, kata dia, perlu dipahami setiap kendaraan besar seperti bus, truk, dan tronton pasti memiliki titik buta (blind spot) yang luas. Selain itu, kendaraan besar ini tidak bisa serta-merta mengerem kecepatannya semudah kendaraan kecil seperti mobil.

Baca juga: Harga Bus Listrik Dinilai Masih Mahal meski Disubsidi Pemerintah

"Intinya sesama pengguna jalan raya harus sama-sama mentaati peraturan lalu lintas dan saling mengerti kalau berbeda dimensi itu berbeda pula handling-nya," pesannya.

Saat ditanyai mengenai identitas perusahaan yang mempekerjakan sopir bus itu, dia mengaku tidak mengetahuinya. Namun yang jelas, kata dia, kemungkinan itu merupakan sopir bus pariwisata.

Dia juga meyakini, sopir bus yang berada di bawah PO SAN tidak ada yang memiliki pemikiran seperti sopir bus yang viral itu.

"InshaAllah pengemudi saya tidak akan seperti itu," tuturnya.

Baca juga: Bus Transjakarta Rute Bandara Soekarno-Hatta Segera Lakukan Simulasi Operasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com