JAKARTA, KOMPAS.com - Invasi Rusia ke Ukraina yang telah berjalan lebih dari setahun membuat perekonomian Kyiv terhenti. Tingkat kerusakan dan kerugian ekonomi akibat perang belum dapat diketahui sampai perang berakhir.
Bank Dunia dan Komisi Eropa memperkirakan total biaya rekonstruksi Ukraina telah melampaui 400 miliar dollar AS. Perkiraan biaya rekonstruksi Ukraina tersebut setara Rp 6.004 triliun (kurs Rp 15.050).
Sementara, institusi lainnya memperkirakan nilai tagihan dari biaya rekonstruksi itu mencapai Rp 1 triliun dollar AS.
Baca juga: Imigrasi Kaji soal Usulan Pencabutan Visa on Arrival bagi WN Rusia dan Ukraina di Bali
Uni Eropa sedang mencari cara untuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan di wilayah tersebut untuk membantu membayar pembangunan kembali Ukraina.
Seorang pejabat Swedia Anders Ahnild mengatakan, ada banyak langkah yang perlu ditempuh sebelum dapat mengirimkan uang tersebut ke Kyiv.
Namun begitu, upaya tersebut akan diusahakan untuk berjalan secepat mungkin.
“Kami tahu ada lebih dari 200 miliar euro aset bank sentral Rusia di negara-negara Eropa. Selain itu, ada juga aset swasta yang dibekukan sekitar 20 miliar euro,” kata Ahnlid, dilansir dari CNBC, Rabu (28/5/2023).
Konflik yang masih berlangsung memperumit upaya pembangunan kembali. Meskipun begitu, Ukraina berharap dapat menarik dukungan internasional dari pemerintah lain dan investor swasta.
Baca juga: Gara-gara Perang Rusia-Ukraina, Arus Peti Kemas Luar Negeri Sepanjang 2022 Melambat
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan CEO BlackRock Larry Fink telah sepakat untuk mengkoordinasikan investasi dalam membangun kembali negara tersebut.
Sekurang-kurangnya dua konferensi internasional juga telah diselenggarakan untuk meningkatkan kontribusi ke Ukraina.
Jumlah tersebut termasuk 57 miliar dollar AS yang dijanjikan oleh Uni Eropa dan Inggris.
Selain itu, Ukraina juga telah menandatangani kesepakatan dengan JPMorgan untuk membantu mendukung upaya pembangunan kembali.
Baca juga: Denmark Kian Dekat Sumbang Jet Tempur F-16 ke Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.