Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi IHSG Hari Ini, Waspada Potensi Koreksi!

Kompas.com - 04/07/2023, 07:45 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan penguatan pada Selasa (4/7/2023). Sebelumnya, IHSG pada penutupan Senin (3/7/2023) berakhir di zona hijau pada level 6.696,71 atau naik 34,8 poin (0,52 persen).

Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas. Namun, potensi koreksi masih ada, yang dibayangi oleh data PMI Manufacturing China. PMI Manufacturing mengalami kenaikkan dari sebelumnya 48,8 menjadi 49, namun kenaikkan ini masih berada dibawah level ekspansi yaitu 50.

“Ini merupakan level di mana China terkontraksi berturut turut selama 3 bulan terakhir. Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support and resistance 6.671-6.711. Hati hati, ada potensi koreksi,” kata Maximilianus dalam analisanya.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Ditutup di Zona Hijau

Di sisi lain, AS masih berupaya untuk memperbaiki hubungannya dengan China. Upaya tersebut diharapkan dapat menenangkan perekonomian China dan mendorong untuk bangkit bersama AS. Karena suka atau tidak suka, keduanya tetap akan saling membutuhkan.

“Bagi kami, kunjungan Menkeu AS Jannet Yellen ke China merupakan sebuah kesempatan baru untuk memperbaiki apa yang rusak, yang sebelumnya terhambat akibat adanya komunikasi yang kurang baik antara AS dan China,” jelas Yellen.

Dari domestik, sentimen positif muncul dari inflasi Juni 2023 sebesar 0,14 persen secara month to month (MtM) dan 3,52 persen year on year (YoY). Secara bulanan inflasi terlihat lebih tinggi dibanding inflasi bulan sebelumnya yaitu Mei 2023 yang sebesar 0,09 persen. Jika di analisis secara tahunan inflasi tersebut tentunya masih di area target Bank Indonesia.

“Indeks manufaktur naik menjadi 52,5 pada Juni 2022 memberikan gambaran bagaimana manufaktur berada di area ekspansi. Indeks manufaktur yang menunjukan pertumbuhan mencerminkan kondisi bisnis yang membaik pasca Covid-19. Iklim usaha di dalam negeri diharapkan akan menjadi bantalan dalam menghadapi badai ketidakpastian dunia,” tegas Maximilianus.

Senada, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, data inflasi menunjukkan bahwa kondisi perekonomian yang masih dalam keadaan stabil. Dia menilai hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang akan kembali mendorong kenaikan IHSG.

“Hari ini IHSG berpeluang menguat karena sentimen tersebut, hingga beberapa waktu mendatang. Tapi, peluang koreksi masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang,” ungkap William.

Sementara itu, menurut Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova meskipun IHSG berpotensi melanjutkan penguatan hari ini, namun IHSG memiliki kecenderungan melanjutkan suatu fase konsolidasi jika tetap berada di bawah level 6.744. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish.

“IHSG dapat menguji kembali resisten fraktal 6.744 atau melanjutkan penguatan menuju 6.767 karena ditutup di atas garis SMA-20 pada hari Senin. Level support IHSG berada di 6.622, 6.589, 6.542 dan 6.509, sementara level resistennya di 6.717, 6.767, 6.815 dan 6.884,” kata Ivan.

Bagaimana dengan saham-saham yang bisa dicermati hari ini? Simak rekomendasi teknikal dari tiga perusahaan sekuritas ini:

1. WH Project
IMAS rekomendasi buy, support 2.000, resistance 2.430.
KLBF rekomendasi buy, support 1.985, resistance 2.110 – 2.150.
BFIN rekomendasi buy, support 1.365, resistance 1.500.

2. Pilarmas Investindo
BMRI last price 5.350, support 5.150, resistance 5.550, target 5.525
MDKA last price 3.150, support 3.080, resistance 3.230, target 3.210
TBLA last price 720, support 695, resistance 765, target 765

3. BhinaArtha Sekuritas
GOTO rekomendasi speculative buy, support 99, resistance 120 - 140, target 120
INCO rekomendasi buy on weakness, support 6.100, resistance 6.600 - 7.350, target 6.600
PGAS rekomendasi buy on weakness, support 1.260, resistance 1.400 - 1.540, target 1.400

Baca juga: Wall Street Hijau, Saham Tesla Melonjak 6,9 Persen

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com