Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Ungkap Alasan Pemerintah Impor Bawang Putih dan Garam

Kompas.com - 13/07/2023, 12:12 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengungkapkan alasan pemerintah melakukan impor bawang putih dan garam.

Moeldoko mengatakan, pemerintah harus melakukan impor bawang putih lantaran tak semua daerah di Indonesia bisa menghasilkan bawang putih.

Ia mengatakan, bawang putih hanya bisa tumbuh di ketinggian 1.200 mdpl.

"Kalau dipaksa (tanam) hasilnya pasti jelek, sehingga pada wilayah-wilayah itulah yang bisa ditanam tapi untuk siasati itu maka para importir ini harus menanam sekian persen dari kuota impornya," kata Moeldoko di Hotel Westin, Kuningan, Jakarta, Rabu (12/7/2023).

Baca juga: Moeldoko Akan Sarankan ke Jokowi untuk Berikan Subsidi Listrik ke Petani

Moeldoko juga mengatakan, pemerintah juga masih melakukan impor garam, sebab, tidak semua pantai di Indonesua mampu memproduksi garam secara efisien.

Ia mengatakan, garam hanya dapat diproduksi di daerah yang memiliki tingkat kemarau panjang.

"Sebenarnya yang paling bagus di Nusa Tenggara Timur, Madura karena tingkat keringnya panjang tapi ancaman utama garam adalah hujan," ujarnya.

Sebelumnya, Analis ketahanan pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Retno Utami mengungkapan, 95 persen bawang putih yang ada di Tanah Air masih impor.

Hal inilah menurut dia lantaran Indonesia masih belum mampu memproduksi bawang putih sendiri.

Imbasnya, Indonesia masih ketergantungan impor bawang putih, sehingga ketika importasi mengalami permasalahan, stok bawang putih di Indonesia menipis yang membuat harganya menjadi tinggi.

"Bawang putih bukan komoditas yang kita produksi, 90 persen atau mungkin 95 persen bawang putih di datangkan dari luar, artinya kita masih impor. Ketergantungan impor kita terhadap bawang putih ini sangat tinggi, sehingga ketika kita tidak memproduksi dan ketika supply-nya kurang maka kemungkinan ada kendalanya atau hambatan dalam dari luar," ujarnya kepada Kompas.com saat jumpa pers, Kamis (25/5/2023).

"Ketika ada hambatan dari luar tidak bisa memenuhi kebutuhan di dalam negeri gitu sehingga itu yang terjadi jika kebutuhan tidak terpenuhi, kebutuhan pasar itu tetap ada sementara pasolan kurang," sambung Retno.

Sementara itu Akademisi IPB, Sahara mengatakan, Indonesia impor bawang putih 100 persen asal Cina. Namun, Indonesia sendiri harus bersaing dengan negara lainnya seperti

Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, dan AS yang juga sama-sama melakukan pengadaan impor.

"Kita itu mengimpor bawang putih dari Cina hampir 100 persen. Pernah sih mengimpor dari Taiwan tapi tahun 2018 setelah itu tidak ada lagi. Lalu kemudian ke India juga pernah impor di sana tahun 2018 tapi hanya sedikit sekali. Artinya apa? ketergantungan kita terhadap bawang putih impor sangat tinggi padahal kita tahu persaingan tadi untuk mendapatkan bawang putih itu dari negara lain juga sengit juga," jelas Sahara.

Baca juga: Saat DPR Cecar Bapanas soal Mafia Impor Bawang Putih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com