Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Melemah

Kompas.com - 01/08/2023, 09:41 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (1/8/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.09 WIB, IHSG berada pada level 6.908,57 atau turun 22,7 poin (0,33 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.931,35.

Sebanyak 171 saham melaju di zona hijau dan 241 saham di zona merah. Sedangkan 191 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,04 triliun dengan volume 2,2 miliar saham.

Baca juga: Bisakah IHSG Hari Ini Lanjutkan Kenaikan? Simak Analisisnya

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengungkapkan, pergerakan IHSG yang mengalami penguatan dalam beberapa hari sebelumnya, mendorong potensi koreksi. Di sisi lain, rilis inflasi pada hari ini diperkirakan masih akan membayangi pergerakan IHSG hari ini.

“Pergerakan IHSG terlihat masih cenderung bergerak menguat terbatas (dalam beberapa hari terakhir), sehingga peluang koreksi wajar masih dapat terjadi. Ini bisa dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian,” kata William dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini bergerak di teritori positif. Indeks Komposit Shanghai China naik 0,4 persen (13 poin) di posisi 3.304,13, Hang Seng Hong Kong menguat 1,07 persen (214,22 poin) ke posisi 20.293,16, indeks Nikkei Jepang bertambah 0,6 persen (216 poin) menjadi 33.388,19, dan Indeks Strait Times Singapura naik 0,04 persen (1,4 poin) pada posisi 3.375,44.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.19 WIB rupiah berada pada level Rp 15.114 per dollar AS, atau turun 34 poin (0,22 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.080 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, meskipun rupiah melemah, sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat positif pagi ini dimana indeks saham Asia bergerak menaik mengikuti penguatan indeks saham AS semalam karena ekspektasi membaiknya laporan pendapatan emiten.

Tapi di sisi lain, pasar masih berhati-hati dengan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS ke depan. Ariston mengatakan, tingkat suku bunga acuan AS yang semakin mendekati suku bunga acuan BI yang sedikit banyak bisa mempengaruhi pemilihan investasi para pelaku pasar yang bisa menekan rupiah terhadap dollar AS.

“Pagi ini data PMI China versi Caixin menunjukkan kontraksi 49,2, dimana hal ini bisa saja memberikan sentimen negatif untuk rupiah. Sebaliknya data manufaktur Indonesia masih terlihat dalam fase ekspansi. Hari ini, Peluang penguatan rupiah ke arah Rp 15.050 per dollar AS dengan potensi pelemahan ke arah Rp 15.100 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: Wall Street Kembali Hijau, Ini Penopangnya

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com