Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal 31 Kereta LRT Jabodebek Beda-beda Spesifikasi, INKA: Produk Kami Sesuai Spesifikasi Teknis KAI

Kompas.com - 02/08/2023, 16:34 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang perangkat lunak (software) LRT Jabodebek yakni Siemens sempat melayangkan komplain ke pemerintah lantaran 31 kereta LRT jabodebek memiliki spesifikasi yang berbeda-beda.

Pasalnya, perbedaan tersebut membuat sistem software LRT Jabodebek harus diperbaiki sehingga biayanya menjadi lebih tinggi.

Hal ini diungkapkan Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam acara InJourney Talks, Selasa (1/8/2023).

"Siemens suatu hari call meeting, komplain sama saya. 'Pak ini software-nya naik cost-nya' 'Kenapa?' 'Spek kereta INKA-nya ini, baik dimensi, berat, maupun kecepatan dan pengeremannya berbeda-beda satu sama lain'," ungkap Tiko.

Baca juga: Buka-Bukaan Wamen BUMN, 31 Kereta LRT Jabodebek Ternyata Beda Spesifikasi

Lebih lanjut Tiko menjelaskan, seharusnya setiap rangkaian kereta yang tanpa masinis itu harus berhenti sejajar antara gate di stasiun dan pintu kereta. Namun kereta LRT yang saat ini tidak demikian.

Oleh karenanya, software LRT perlu disesuaikan kembali agar memiliki toleransi yang mampu membuat masing-masing rangkaian kereta berbeda spek itu bisa berhenti pada posisi yang sama.

"Jadi 31 kereta itu beda spek semua. Jadi software-nya mesti dibikin toleransinya lebih lebar, supaya bisa men-capture berbagai macam dari spek itu," jelasnya.

Adapun 31 rangkaian kereta LRT Jabodebek dibuat oleh produsen kereta dalam negeri, yakni PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.

Lantas bagaimana respons INKA?

Senior Manager Humas dan Perwakilan PT INKA Agung Dwi Cahyono menegaskan, pihaknya telah membuat kereta LRT Jabodebek sesuai dengan spesifikasi teknis dari operator LRT Jabodebek yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

"INKA selaku produsen LRT Jabodebek adalah produk yang kami serahkan ke PT KAI telah sesuai dengan spesifikasi teknis yang diterbitkan oleh PT KAI," ujar Agung saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (2/8/2023).

Namun dia enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai spesifikasi sistem LRT Jabodebek yang dikomplain oleh Siemens.

Baca juga: Wamen BUMN: Longspan LRT Gatsu-Kuningan Salah Desain, kalau Belok Harus Pelan Sekali

Sebelumnya, LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi penuh pada 18 Agustus 2023. Namun hingga kini LRT Jabodebek masih belum melanjutkan uji coba operasional terbatas sejak dihentikan sementara oleh Kementerian Perhubungan sejak 17 Juli kemarin.

Penghentian uji coba operasional terbatas ini dilakukan lantaran operator perlu melakukan pembaruan sistem Automatic Train Supervisory (ATS).

Pasalnya, masih ada ketidaksesuaian antara kereta dengan stasiun pada masa trial run ini seperti pintu kereta dan pintu di stasiun yang belum presisi sehingga uji coba operasional terbatas masih perlu ditunda pelaksanaannya.

"Hingga hari ini Selasa 25 Juli 2023, penundaan pelaksanaan uji coba operasional terbatas dengan undangan ini masih berlanjut," ujar Manager Publik Relation Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo dalam keterangan tertulis, Selasa (25/7/2023).

Kendati demikian, Kuswardojo menjamin semua masyarakat yang sudah mendaftarkan diri untuk mengikuti uji coba operasional terbatas akan tetap dapat mengikuti kegiatan tersebut.

Baca juga: Curhat Wamen BUMN, Sempat Kesal KAI Bangun Kereta Cepat tapi Lupa Bikin Akses Jalannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com