Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Cuaca Ekstrem di Papua, Kementan Salurkan 2,3 Ton Bantuan Pangan untuk Warga Terdampak

Kompas.com - 08/08/2023, 09:46 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menyalurkan 2,3 ton bantuan pangan berupa beras, minyak goreng, biskuit, mi instan, dan buah-buahan untuk warga Puncak, Papua yang terdampak cuaca ekstrem.

Seperti diketahui, Bumi Cendrawasih kini tengah dilanda cuaca ekstrem yang mengakibatkan enam orang meninggal beberapa waktu lalu.

Ketua Tim Terpadu Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Puncak Darwin Tobing menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan Kementan. Menurutnya, bantuan ini merupakan langkah cepat di tengah cuaca ekstrem yang tengah melanda Puncak, Papua.

"Saya sampaikan terima kasih karena Kementan memberi bantuan kepada masyarakat terdampak cuaca ekstrem secara cepat. Saya kira ini bermanfaat untuk masyarakat di tiga distrik yang terdampak, yaitu Agandugume, Lambewi dan Oneri," ujar Darwin melalui keterangan persnya, Selasa (8/8/2023).

Baca juga: Soal Kelaparan di Papua Tengah, Pengamat: Harusnya Pemerintah Sudah Punya Solusi

Hal tersebut disampaikan Darwin saat berada di Posko Tanggap Darurat Bencana, Kabupaten Puncak, Jalan Haetubun Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Senin (7/8/2023).

Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Papua Martina Lestari mengatakan bahwa bantuan pangan merupakan instruksi langsung dari Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Menurut Martina, semua bantuan akan segera dikirim menuju titik lokasi terdampak, yaitu Distrik Agandugume. Dia berharap bantuan ini bisa meringankan beban masyarakat setempat dan mempercepat pemulihan krisis.

"Pak Menteri (SYL) langsung meminta kami bergerak membantu masyarakat yang tengah kesulitan. Semoga ini menjadi awal bangkitnya masyarakat setempat dalam menghadapi krisis cuaca ini," kata Martina.

Baca juga: Untuk Warga Terdampak Kekeringan, 5.228 Kilogram Logistik dan Peralatan Didistribusikan ke Papua Tengah

Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menegaskan bahwa meninggalnya enam orang di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah dipastikan karena terjangkit diare.

Pernyataan itu sekaligus meluruskan informasi dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang menyebut bahwa penyebab kematian enam orang tersebut adalah kelaparan.

"Bukan kelaparan, tetapi diare karena adanya El Nino atau cuaca ekstrem," ujar Wapres usai memimpin rapat di kediamannya, Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Senada dengan Ma'ruf, Mentan SYL juga memastikan bahwa kematian enam warga Papua itu adalah diare. Mereka sebelumnya sempat mengalami muntah-muntah hingga 20 kali pada siang hari. Pada malamnya, keenam warga itu mengalami dehidrasi parah sebelum ditemukan meninggal dunia.

Baca juga: BNPB Sebut Sudah Identifikasi Lokasi Pembangunan Gudang Logistik di Puncak Papua Tengah

"Laporan yang saya terima di hari pertama dia muntah siangnya 10-20 kali, malamnya diare dan dehidrasi. Itu yang saya tahu," jelas SYL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com