Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ditjenbun Kementan Apresiasi Inovasi OPTIMAL-IPB: Pendataan Sawit Rakyat Jadi Lebih Presisi

Kompas.com - 27/06/2023, 13:49 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com - Industri sawit masih tetap menjadi andalan kinerja neraca perdagangan nasional. Hal ini tergambar dari kontribusinya yang mencapai 13,50 persen terhadap ekspor nonmigas dan menyumbang 3,50 persen terhadap total pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia.

Perkebunan menjadi subsektor yang berkontribusi paling besar terhadap total nilai ekspor pertanian, yaitu sebesar 96,86 persen. Komoditas ekspor perkebunan yang paling besar menyumbang ekspor adalah kelapa sawit dengan share sebesar 73,83 persen.

Adapun total luas perkebunan kelapa sawit seluas 16,38 juta hektar (ha) dengan porsi perkebunan rakyat sebanyak 6,94 juta ha. Dari jumlah ini yang berpotensi diremajakan  sejumlah 2,8 juta ha.

Terkait pemetaan dan pendataan sawit rakyat, hal ini penting dilakukan karena masih banyak kebun sawit rakyat yang perlu segera dilakukan peremajaan.

Baca juga: Kementan Dorong 6 Strategi Penguatan Perkebunan Nasional

Untuk itu, data sawit harus teridentifikasi dengan baik sehingga perlu dilakukan pendataan. Dengan begitu, luas lahan perkebunan kelapa sawitterdata dengan pasti sehingga dapat mengetahui ketersediaan dan rantai pasokan pabrik pengolahan kelapa sawit.

Atas dasar itu, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) mengapresiasi peneliti-peneliti dari Intitut Pertanian Bogor (IPB) karena telah melakukan percepatan penelitian Sawit 4.0.

Salah satu penelitian yang telah dikembangkan oleh IPB adalah Model OPTIMAL (Oil Palm Tree Identification based on Machine Learning).

Sekretaris Ditjenbun Kementan Heru Tri Widarto mengatakan, karakteristik sawit rakyat memiliki ciri-ciri menyebar, kecil, tidak merata, dan jauh dari akses. Untuk itu, pengembangan OPTIMAL sangat bermanfaat dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit Indonesia.

"OPTIMAL-IPB ini dapat dimanfaatkan untuk pendataan sawit rakyat agar lebih presisi dan terencana sehingga Ditjenbun dapat memaksimalkan serapan kegiatan (program) Peremajaan Sawit Rakyat dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS),” ujar Heru Tri Widarto saat launching Hasil Penelitian Unggulan IPB, Sawit 4.0 yang digelar Direktorat Riset dan Inovasi IPB University di IPB International Convention Center, Bogor, Selasa (27/6/2023).

Baca juga: Percepat Peremajaan Sawit Rakyat, Ditjenbun Kementan Gandeng Stakeholder Kelapa Sawit

Heru mengatakan, pengembangan Teknologi Pemetaan Presisi Populasi Spasial Kebun Kelapa Sawit Rakyat oleh tim peneliti Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB tersebut telah diterima pihaknya.

Hasil pengembangannya pun akan digunakan sebagai referensi dalam pengelolaan data komoditas perkebunan khususnya kelapa sawit.

Tidak hanya itu, kata dia, pengembangan yang diketuai oleh Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr dan dibiayai Rispro LPDP itu juga akan menjadi model pengembangan teknologi spasial untuk komoditas perkebunan lainnya.

“Pemodelan ini kami harapkan dapat digunakan juga sebagai bahan pengambilan kebijakan di Direktorat Jenderal Perkebunan,” harap Heru dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Heru mengatakan, dengan adanya pendataan dan pemetaan sawit rakyat yang terintegrasi akan memudahkan dilakukan pemutakhiran data.

Pemutakhiran data, kata Heru, perlu dilakukan karena pihaknya terus meng-update atau mendata perkembangan maupun pembukaan lahan baru oleh perkebunan sawit rakyat maupun alih fungsi lahan perkebunan sawit rakyat.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com