Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,17 Persen, Sri Mulyani: Di Atas Ekspektasi Mayoritas Analis Pasar

Kompas.com - 11/08/2023, 15:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II-2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia itu lebih tinggi dibanding proyeksi analis.

"Pertumbuhan ekonomi kita di 5,17 persen. Kalau pake satu digit menajdi 5,2 persen. Ini di atas ekspektasi mayoritas analis pasar yang memprediksikan perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh, namun tidak setinggi di 5,17 persen," ujar dia, dalam konferensi pers APBN KiTa Agustus 2023, Jumat (11/8/2023).

Selain lebih tinggi dari proyeksi pasar, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih tinggi dari pertumbuhan banyak negara. Sri Mulyani memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengungguli negara tetangga, mulai dari Filipina (4,3 persen), Vietnam (4,1 persen), hingga Singapura (0,7 persen).

Bukan hanya negara tetangga, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih kuat dari negara dengan perekonomian besar lain, seperti Amerika Serikat (2,6 persen), Meksiko (3,7 persen), Arab Saudi (1,1 persen), Korea Selatan (0,9 persen), dan Uni Eropa (0,6 persen).

Baca juga: Sri Mulyani: Penggunaan Uang Pajak Tidak Hanya dalam Bentuk Bangunan

"Ini menggambarka bahwa banyak negara yang masih struggle atau berjuang untuk menjaga pemulihan ekonomi atau kinerja pertumuhan ekonominya dalam tren pelemahan yang sangat kuat," tutur bendahara negara.

"Dan Indonesia Alhamdulillah dalam posisi yang relatif baik," sambugnya.

Peran APBN terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih lanjut Sri Mulyani bilang, APBN turut mendukung momentum pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini utamanya ditunjukan dari sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari konsumsi rumah tangga dan pemerintah.

Untuk konsumsi rumah tangga, APBN turut berperan dalam menjaga laju inflasi. Pemerintah telah menggelontorkan anggaran belanja melalui berbagai program penanganan inflasi, guna menjaga daya beli masyarakat.

"(Inflasi yang rendah) menyebabkan daya beli masyarakat terjaga atau bahkan menguat," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Menko Airlangga Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Capai Angka 6 Persen

Dari sisi permintaan, APBN hadir dengan membantu daya beli masyarakat paling rentan terbawah. Hal ini dilakukan dengan belanja untuk berbagai program bantuan sosial.

Bagi para aparatur sipil negara (ASN), pemerintah melalui APBN telah membayarkan tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13. Kedua belanja pegawai itu turut mendongkrak konsumsi rumah tangga.

Kemudian untuk konsumsi pemerintah, APBN hadir melalui belanja operasional pemerintah. Sri Mulyani membeberkan, belanja operasional mulai dari layanan birokrasi dan administrasi hingga penyelenggaraan ASEAN Chairmanship telah mendongkrak pertumbuhan konsumsi pemerintah mencapai 10,6 persen.

"Kedua ini, konsumsi rumah tangga dan pemerintah itu menjelaskan 60,8 persen dari total GDP (gross domestic product) nasional," ucapnya.

Baca juga: Surplus APBN Berlanjut pada Juli 2023, Nilainya Rp 153,5 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com