Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNCTAD Puji Pertumbuhan Investasi ASEAN Lampaui Negara Maju, Bahlil: Belum Merata

Kompas.com - 20/08/2023, 14:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Divisi Investasi dan Bisnis United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) James Zhan menyebutkan, pertumbuhan investasi ASEAN tahun 2022 naik 5 persen atau mencapai 224 miliar dollar AS.

Menurutnya, itu merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah di tengah arus investasi dunia yang turun hingga 12 persen pada tahun yang sama.

Hal ini dia sampaikan ketika mengikuti ASEAN Investment Area (AIA) Council Meeting ke-26 di Semarang, Jawa Tengah, yang dipimpin oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, pada Sabtu (19/8/2023).

"Sangat kontras perbedaan arus investasi ke negara berkembang yang naik 4 persen dengan arus investasi global dan juga negara maju. Arus investasi ke Asia Tenggara bahkan meningkat hingga 5 persen, melampaui level global dan negara maju. Menteri-menteri Asia Tenggara telah berhasil dalam hal menarik investasi ke kawasan ini," ungkap James dikutip dari siaran pers Kementerian Investasi.

Baca juga: Utang Pemerintah Bengkak Rp 7.855 Triliun, Kata Jokowi Rasionya Paling Rendah di ASEAN

Laporan UNCTAD juga menggarisbawahi pertumbuhan manufaktur di ASEAN yang meningkat tajam. Tahun 2020 masa pandemi pertumbuhan manufaktur tetap tumbuh mencapai 11 miliar dollar AS saat seluruh dunia juga terpuruk.

Namun pemulihan di ASEAN berlangsung cepat. Terbukti di tahun 2021 mengalami lonjakan pertumbuhan 400 persen menjadi 55 miliar dollar AS dan tetap mampu naik pada 2022 sebesar 62 miliar dollar AS.

Baca juga: Investasi Asing Meningkat, BI Soroti Tantangan di Sektor Hilirisasi SDA

Investasi asing ke ASEAN belum merata

Menanggapi hal tersebut, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang juga AIA Council Chair mengatakan, pentingnya mengedepankan asas pemerataan investasi. Karena menurut dia, investasi asing atau foreign direct investment (FDI) yang masuk ke Negara ASEAN dinilai masih belum merata.

"Konsentrasi FDI pada segelintir golongan akan mengancam kesatuan ASEAN di masa depan. Pada tahun 2022, 60 persen FDI yang masuk ke ASEAN hanya dinikmati oleh kurang dari 1 persen penduduk ASEAN," ujar Bahlil.

Baca juga: Tarik Investasi Asing Masuk RI, Perbankan Diharap Beri Bunga yang Atraktif

Mantan Ketua Umum Hipmi ini pun berharap nantinya dalam pertemuan KTT ASEAN bisa lebih gencar lagi mempromosikan sederet kemudahan berinvestasi untuk menarik para investor.

"Ke depan, ASEAN perlu lebih memupuk kolaborasi secara konkret dalam upaya promosi dan fasilitas investasi agar betul-betul dapat menjadi satu komunitas, satu rumah, satu keluarga," kata Bahlil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com