Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Siapkan Benih Ikan Air Tawar untuk Mengatasi Dampak El Nino

Kompas.com - 23/08/2023, 13:10 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggunakan strategi memperbanyak benih ikan tawar untuk mengantisipasi El Nino (Kemarau panjang) yang terjadi pada Agustus-September 2023.

Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Tugas Media dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto, selain memperbanyak ikan air tawar, KKP juga memperbanyak sistem bioflok sebanyak 315 unit.

"Kegiatan KKP untuk Ketahanan Pangan dan Mitigasi Resiko El Nino Tahun 2023 terdiri dari APBN bioflok Bioflok 315 unit, Calon Induk 72.074 ekor, Benih Ikan Tawar, Payau, Laut 118,55 juta ekor, Rehabilitasi PITAP 55 lokasi, Bantuan Alat Penangkapan Ikan 15.000 unit, Bantuan Sarana Penangkapan Ikan 1.100 unit, Sarana Prasarana Pergaraman dan Chest Freezer 300 unit," kata Doni kepada Kompas.com, Rabu (23/8/2023).

Doni mengatakan, fenomena El Nino berdampak negatif terhadap sektor perikanan, khususnya budidaya ikan air tawar lantaran berpotensi terjadi kekeringan.

Baca juga: Kepala Bappenas: El Nino Bisa Turunkan Pendapatan Petani hingga 25 Persen

Namun, kata dia, dampak El Nino juga membantu peningkatan produksi ikan laut.

"Dan mengakibatkan dampak positif terhadap peningkatan produksi garam," ujarnya.

Doni mengatakan, KKP memberikan pendampingan penerapan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung ketahanan pangan dan mitigasi risiko El Nino pada budidaya ikan air tawar.

Adapun salah satu pendampingan tersebut yaitu budidaya ikan dalam ember dengan menggabungkan sistem budidaya tanaman sayuran dan budidaya ikan dalam satu tempat sebagai upaya untuk menunjang ketahanan pangan.

"Budikdamber (budidaya ikan dalam ember) dapat menghemat karena tidak memerlukan listrik, tidak memerlukan banyak air dan suplai oksigen maupun sirkulasi air kolam," tuturnya.

Doni mengatakan, pendampingan juga diberikan melalui teknik penerapan Teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS).

RAS adalah teknologi dengan menerapkan sistem budidaya ikan secara intensif dengan menggunakan infrastruktur yang memungkinkan pemanfaatan air secara terus-menerus (resirkulasi air).

Baca juga: Bulog: Tidak Ada Tambahan Impor Beras untuk Antisipasi El Nino

"Sistem RAS sangat menghemat penggunaan air, dan dapat dilakukan pada areal yang terbatas," kata dia.

Lebih lanjut Doni mengatakan, pihaknya akan melakukan pendampingan melalui budidaya ikan dengan teknologi bioflok.

Ia mengatakan, salah satu keunggulan budidaya ikan dengan sistem bioflok yaitu meningkatkan kelangsungan hidup atau survival rate (SR) hingga lebih dari 90 persen dan tanpa pergantian air.

"Air hasil budidaya ikan nila dengan sistem bioflok tidak berbau, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar dan dapat disinergikan dengan budidaya tanaman misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan dikarenakan adanya mikroorganisme yang mampu menghilangkan limbah budidaya menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman," ucap dia.

Baca juga: Pengusaha Khawatir El Nino Bikin Harga Gula Dunia Meroket

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com