Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BP Batam Janjikan Rumah Gratis buat Warga Terdampak Proyek Rempang Eco-City

Kompas.com - 13/09/2023, 22:11 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) menyatakan warga yang terdampak proyek Rempang Eco-City akan mendapatkan rumah permanen. Rumah ini akan diberikan secara gratis bagi warga Rempang.

Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam Enoh Suharto mengatakan, setiap rumah dibangun di atas lahan seluas 500 meter persegi beserta dengan infrastruktur penunjangnya.

"Kebijakannya diberikan cuma-cuma. Rumahnya tipe 45 dengan nilai Rp 120 juta per rumah," ujarnya saat ditemui di sela-sela acara Infrastructure Forum and Edutainment Expo di Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: Diutus Jokowi Selesaikan Konflik Rempang, Bahlil: Tanggung Jawab Saya sebagai Menteri dari Anak Kampung...

Ia menjelaskan, kawasan relokasi bagi warga Rempang tersebut berada di Dapur Tiga Sijantung, Pulau Galang. Kawasan ini dinilai cukup strategis karena menguntungkan untuk melaut dan menyandarkan kapal.

Selain rumah, pada kawasan itu dibangun juga infrastruktur jalan, berbagai fasilitas sosial dan fasilitas umum, kawasan pemerintahan, puskesmas, sekolah hingga dermaga buat para nelayan.

"Jadi semua sudah kita siapkan. Hanya memang mungkin prosesnya ini kan perlu sosialisasi lebih intensif lagi," kata dia.

Enoh bilang, saat ini penyediaan rumah gratis tersebut masih dalam tahap pembangunan. Rencananya, pembangunan kawasan rumah permanen tersebut akan rampung tahun depan.

Maka dari itu, warga Rempang yang direlokasi akan ditempatkan ke tempat sementara. Sembari menunggu rumah permanen siap dihuni, warga Rempang akan diberikan uang sewa rumah sebesar Rp 1 juta per bulan dan biaya hidup Rp 1,2 juta per orang per bulan.

"Jadi kalau misalkan dalam satu keluarga ada 5 orang, berarti 5 x 1,2 juta (biaya hidup), jadi Rp 6 juta per bulan. Nah untuk tahap awal kita akan berikan untuk 3 bulan di muka," jelas Enoh.

Baca juga: Sejarah Konflik Lahan Pulau Rempang, Bermula dari Pemberian HPL ke Swasta

Sementara itu, untuk anak-anak yang masih usia sekolah disiapkan pula fasilitas antar-jemput sehingga tetap menjaga akses pendidikan bagi keluarga yang terdampak.

Menurut Enoh sejumlah hal ini belum terkomunikasikan dengan baik ke warga Rempang sehingga saat ini menimbulkan penolakan terhadap proyek Rempang Eco-City. Ia bilang, BP Batam pun akan meningkatkan sosialisasi dan komunikasi dengan warga Rempang.

"Ini disosialisasikan, tapi tentu di lapangan dinamikanya kan banyak sekali, ada yang setuju, ada yang enggak dan sebagainya. Ini yang sekarang prosesnya kita laksanakan," kata dia.

Baca juga: Ada Konflik, Bagaimana Nasib Proyek PSN di Rempang?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com