Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Update" Merger Maskapai BUMN, Wamen Tiko: Pesawat dan Lisensi Pelita Dipindah ke Citilink

Kompas.com - 20/09/2023, 19:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, pesawat dan lisensi penerbangan yang dimiliki maskapai Pelita Air akan dialihkan ke Citilink.

Hal tersebut merupakan bagian dari rencana merger atau penggabungan maskapai BUMN yakni Citilink dan Pelita Air.

"Jadi nanti Pelita itu lisensi dan pesawatnya dipindahkan ke Citilink, jadi sifatnya itu pesawat dan lisensinya kita pindahkan," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Baca juga: Erick Thohir: Garuda Indonesia Tetap Premium, Citilink dan Pelita Air Merger

Tiko, sapaan akrabnya, menambahkan nantinya Pelita Air yang saat ini dimiliki oleh Pertamina akan masuk menjadi bagian Garuda Indonesia Group, bersama dengan maskapai Garuda Indonesia dan Citilink.

"(Terkait) PT-nya mungkin akan tetap terpisah. Jadi nanti di bawah Garuda Grup ada Garuda, Citilink dan Pelita," kata dia.

Baca juga: Erick Thohir Mau Merger Maskapai BUMN, Dirut Garuda Indonesia: Masih Proses Diskusi

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pemerintah hanya akan melakukan merger antara maskapai Citilink dan Pelita Air. Sementara Garuda Indonesia akan tetap pada posisinya saat ini sebagai maskapai penerbangan premium.

"Nanti Garuda tetap di premium, lalu Citilink sama Pelita merger," ujar Erick saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Dengan demikian, kata dia, nantinya hanya akan ada dua maskapai dengan target market yang berbeda yakni full service carrier dan low cost carrier (LCC).

Baca juga: Pelita Air Mau Digabung dengan Garuda Indonesia dan Citilink, Pertamina: Kami Ikuti Pemerintah


Ia mengungkap, aksi korporasi tersebut ditargetkan bisa terlaksana pada tahun ini, atau setidaknya paling lambat pada awal tahun depan.

Erick bilang, yang pasti pihaknya mendorong penggabungan maskapai BUMN ini bisa dilakukan secepatnya.

"Tergantung pembukuannya masing-masing, kita lihat seperti apa, perlu proses lah, kalau bisa tahun ini ya tahun ini, kalau tidak, mungkil awal tahun depan," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com