NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Senin (9/10/2023) waktu setempat. Investor mengabaikan kenaikan harga minyak akibat perang Israel-Hamas.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,59 persen atau 197,07 poin pada level 33,604.65. S&P 500 menguat 0,63 persen menjadi 4.335,66. Sementara itu, Nasdaq Komposit bertambah 0,39 persen ke posisi 13.484,24.
Indeks-indeks utama di Wall Street turun secara keseluruhan pada perdagangan pekan lalu dengan penurunan Dow 153,89 poin, S&P 500 kehilangan 0,6 persen. Sedangkan Nasdaq terkoreksi 1,15 persen.
Baca juga: Menanti Laporan Tenaga Kerja, Wall Street Berakhir di Zona Merah
Konflik Israel-Palestina, sebelumnya diperkirakan akan memberikan tekanan kepada saham-saham di Wall Street.
Pada hari Sabtu, kelompok Hamas menewaskan lebih dari 700 warga Israel dalam Operation Al Aqsa Flood. Sementara, setidaknya 687 warga Palestina tewas dalam serangan balasan Israel di Jalur Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan negaranya sedang berperang.
Meningkatnya ketegangan geopolitik yang disebabkan oleh konflik tersebut dapat berdampak sektor energi, dimana beberapa ahli memperkirakan akan terjadi lonjakan harga minyak mentah dalam waktu singkat namun secara keseluruhan.
Meningkatnya ketegangan juga dapat memicu volatilitas lebih lanjut di pasar yang membuat para pedagang khawatir dengan inflasi yang terus berlanjut dan suku bunga yang lebih tinggi.
Minyak mentah berjangka WTI naik 4,3 persen pada hari Senin, menetap di level 86,38 dollar AS per barrel. Brent berjangka internasional naik 4,2 persen menjadi 88,15 dollar AS per barrel.
Semua sektor pada hari Senin berakhir di zona hijau, dipimpin oleh kenaikan di sektor energi dan industri, yang ditutup menguat masing-masing sebesar 3,5 persen dan 1,6 persen.
Saham Halliburton melonjak 6,8 persen, diikuti oleh Marathon Oil Corp dan ConocoPhillips. Selain raksasa minyak dan gas, perusahaan pertahanan besar juga ikut melonjak di tengah konflik Timur Tengah. Lockheed Martin dan Northrop Grumman melesat masing-masing 8,9 persen dan 11,4 persen.
“Saya pikir ada reaksi spontan,” kata Anna Rathbun, kepala investasi di CBIZ Investment Advisory Services, mengenai harga minyak dan saham perusahaan pertahanan dan penerbangan.
“Saya pikir perlu waktu beberapa hari untuk benar-benar memahami dampak sebenarnya,” tambah Rathbun.
Rathbun mengatakan, Iran sebagai produsen minyak utama OPEC, akan menentukan pergerakan minyak mentah seiring berlanjutnya konflik.
Baca juga: Bursa Karbon Sepi Peminat, OJK: Jangan Bandingkan dengan Saham
Beberapa investor menyatakan keyakinannya bahwa pasar telah menilai dampak serangan Hamas di akhir pekan. Saham-saham berkapitalisasi kecil naik pada hari Senin, yang artinya tingkat kepercayaan terhadap perekonomian tetap terjaga.
Saham Russell 2000 yang merupakan indeks perusahaan - perusahaan berkapitalisasi kecil bertambah 0,6 persen pada perdagangan Senin.
“Pasar tidak melihat ke belakang, tapi melihat ke depan. Dan itulah tugas pasar. Selama pasar melihat hal ini dapat diatasi, dan upaya diplomatik terus fokus untuk mengendalikan konflik,” kata Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial.
Investor juga menantikan laporan pendapatan minggu ini sebagai sinyal lebih lanjut mengenai kesehatan perekonomian secara keseluruhan. Beberapa perusahaan yang melaporkan pendapatan diantaranya PepsiCo, Walgreens Boots Alliance Inc, JP Morgan, dan BlackRock.
Baca juga: Terimbas Konflik Israel-Palestina, Rupiah Ditutup Dekati Rp 15.700 Per Dollar AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.